Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
KSAD, Maruli Simanjuntak, Banjir Sumatra
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Maruli Simanjuntak ketika memberikan keterangan pers mengenai bencana banjir Sumatra di Lanud Halim Perdanakusuma. (Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)

Intinya sih...

  • TNI AD turunkan anggota ke area terisolir untuk cegah penjarahan

  • TNI AD siapkan jembatan bailey untuk titik yang terisolir

  • Jumlah korban meninggal dunia akibat banjir Sumatra tembus 770 jiwa

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak mengatakan, pihaknya turut membantu mengirimkan puluhan alat layanan internet, Starlink, ke lokasi bencana banjir Sumatra. Alat ini menjadi andalan masyarakat untuk bisa berkomunikasi ke luar wilayah bencana banjir. Meski begitu, belum diketahui siapa yang akan membayar tagihan yang muncul dari penggunaan Starlink tersebut.

"Starlink itu memang dari kami dan Kemhan (Kementerian Pertahanan). Tapi, pulsanya belum tahu siapa yang mau bayar. Jadi, itulah kondisinya. Semangat kami untuk membantu, kami kirimkan berpuluh Starlink ke wilayah bencana," kata Maruli ketika memberikan keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (3/12/2025).

Di sisi lain, penggunaan Starlink juga membutuhkan aliran listrik. Oleh sebab itu, pemulihan jaringan listrik di wilayah yang terisolir turut menjadi prioritas.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno mengatakan, tower bertegangan tinggi akan selesai diperbaiki pada Jumat, 5 Desember 2025. Ia menyebut, PLN telah mempercepat perbaikan dari lima hingga enam hari menjadi dua hingga tiga hari saja.

"Sehingga jalur Arun-Bireun dan Tarutung-Sibolga yang aliran listriknya masih padam bisa segera menyala," katanya di lokasi yang sama.

1. TNI AD sudah terjunkan anggota ke area terisolir untuk cegah penjarahan

Situasi warga di Sumatra Utara yang menjarah beberapa minimarket karena keterbatasan logistik yang masuk. (Dokumentasi Istimewa)

Lebih lanjut, terkait tindakan penjarahan yang terjadi di Sumatra Utara, Maruli menurunkan sejumlah prajurit ke lokasi yang terisolir. Fungsinya untuk mengatur masyarakat yang ada titik bencana. Di sisi lain, Maruli bisa memahami perbuatan itu dilakukan karena khawatir tidak memperoleh logistik.

"Kami kirim dengan menggunakan metode fast roping. Inilah manfaat yang bisa dirasakan dengan adanya Batalyon TP (Teritorial Pembangunan). Mereka yang banyak bergerak ke daerah-daerah bencana untuk membantu masyarakat," kata Jenderal bintang empat itu.

Di sisi lain, Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo mengatakan, warga yang menjarah minimarket di Sibolga sudah dilepaskan semua. "Terkait informasi penjarahan bahwa sampai saat ini sudah tidak ada lagi, yang diamankan semua sudah kita lepas," ujar Sigit di lokasi yang sama.

2. TNI AD siapkan jembatan bailey untuk titik yang terisolir

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Maruli Simanjuntak ketika berada di Palembang, Sumatera Selatan. (Dokumentasi TNI AD)

Sementara, untuk membantu membuka akses jalan di titik yang masih terisolir, TNI AD akan mengirimkan jembatan bailey. Ia menargetkan, jembatan itu akan dikirimkan menuju ke lokasi bencana pada Jumat, 5 Desember 2025.

"Akan ada 8 set yang dikirim pada hari Jumat. Mudah-mudahan bisa menghubungkan beberapa daerah yang kritis. Pemasangan bisa lima sampai tujuh hari, perjalanan mudah-mudahan dua minggu sudah bisa terpasang," kata mantan Pangkostrad itu.

3. Jumlah korban meninggal dunia akibat banjir Sumatra tembus 770 jiwa

Bangunan milik warga di Pidie, Aceh yang rusak akibat dihantam banjir dan longsor. (Dokumentasi Puspen TNI)

Sementara, berdasarkan data terbaru BNPB pada Rabu (3/12/2025), jumlah korban meninggal dunia akibat banjir Sumatra sudah menembus angka 770 jiwa. Data itu merupakan informasi yang dikumpulkan hingga pukul 17.00 WIB.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menjelaskan, sebanyak 463 jiwa masih dalam pencarian.

"Secara total korban meninggal yang sudah tervalidasi dan terverifikasi, itu 770 jiwa dan korban hilang masih dalam pencarian 463 jiwa," kata dia dalam jumpa pers yang disiarkan dari Aceh.

Adapun korban meninggal terbanyak tercatat di Sumatra Utara (Sumut) dengan jumlah 299 jiwa. Kemudian diikuti Aceh sejumlah 277 jiwa, dan Sumatra Barat (Sumbar) 111 jiwa.

"Untuk Provinsi Aceh per hari ini, korban meninggal 277 jiwa. Sedangkan yang dilaporkan masih hilang dan dalam pencarian itu 193 jiwa," tutur dia.

Editorial Team