Jakarta, IDN Times - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan dalam pengamanan selama KTT G-20 di Bali, TNI bakal kerahkan drone di udara. Drone itu bakal menjadi mata bagi personel TNI untuk memantau segala bentuk potensi ancaman dan hambatan.
"Kami nanti punya mata di udara. Sepanjang acara itu, kami punya mata di udara. Karena kami tidak ingin bergantung kepada informasi yang ada di lapangan saja tetapi juga dari udara. Ini menjadi kemampuan yang belum pernah digelar sebelumnya tapi sekarang ini kami gelar," ungkap Andika ketika memberikan keterangan pers terkait pengamanan KTT G-20 dan dikutip dari YouTube pada Kamis, (20/10/2022).
Ia menambahkan drone itu tidak sekedar untuk mengawasi potensi ancaman. TNI bakal langsung mengambil tindakan bila perjalanan kepala negara yang menginap di 25 hotel berbeda tersendat menuju ke lokasi penyelenggaraan KTT di Hotel Apurva Kempinski.
"Jadi, misalnya terjadi jammed atau macet, kami langsung tahu. Sehingga, kami akan sampaikan plan A untuk kepala negara C ke Kempinski itu jammed atau macet. Coba, kepala negara C masuk ke rute cadangan," ujarnya.
Selain itu, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu turut memastikan bahwa pihaknya sudah menggandeng Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN) untuk mengantisipasi adanya ancaman serangan siber. Ia mengaku yakin kepada kemampuan BSSN dalam menghadapi potensi serangan peretas.
"BSSN dalam hal ini yang menjadi lead sector. Kami juga punya unsur-unsur yang menggeluti siber, seperti Satsiber TNI dan BAIS TNI yang memiliki infrastruktur siber. Intinya, kami ikut apa yang diatur oleh BSSN. Kami sudah beberapa kali ketemu. Ketika digelar tactic floor game pada 30 September, Kepala BSSN dan timnya juga hadir dan membicarakan beberapa simulasi," tutur dia.
Apakah selama penyelenggaraan KTT G-20 selama 15 November-16 November 2022 boleh diakses oleh publik?