Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD mengaku sengaja menolak tawaran yang dilayangkan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk menjadi bakal cawapres Anies Baswedan. Hal itu disampaikan oleh Mahfud ketika menerima kunjungan Presiden PKS, Ahmad Syaikhu pada 15 April 2023 lalu di rumah dinasnya.
"Pak Ahmad Syaikhu ketika datang ke rumah saya menjajaki bagaimana kalau bapak menjadi cawapresnya Anies. Saya bilang jangan saya (yang ditawari) cawapres, nanti (koalisi) malah pecah. Kalau nanti koalisinya gak setuju, Anies-nya nanti malah tidak dapat tiket kalau satu partainya tidak memiliki pikiran yang sama," ungkap Mahfud ketika berbicara di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat pada Senin (5/6/2023).
Alih-alih ikut menjadi peserta pemilu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu justru memilih untuk menjaga agar pesta demokrasi itu bisa berjalan sesuai tanggal yakni 14 Februari 2024. Sementara, nama Mahfud kembali diperhitungkan untuk posisi bakal cawapres.
Terbaru, survei Indikator Politik Indonesia (IPI) yang dirilis pada Minggu (4/6/2023), nama Mahfud ada di posisi ketiga dari 18 nama bakal calon wakil presiden. Mahfud memiliki elektabilitas 13,4 persen.
Sedangkan, di atas Mahfud terdapat Erick Thohir dengan elektabilitas 15,5 persen dan Ridwan Kamil dengan angka elektabilitas 15,4 persen. Apakah Mahfud kembali memiliki peluang untuk dipertimbangkan jadi bacawapres?