Tradisi Pasar Tumpah Depok Tetap Digelar, Larangan Pemkot Gak Mempan

Depok, IDNTimes - Antusiasme pedagang kembali terlihat di Jalan Sejajar Rel, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Ratusan pedagang telah menggelar dagangannya di lapak pasar tumpah yang sebelumnya mendapatkan larangan dari Pemerintah Kota Depok.
Ketua RT 01 RW 19 Kelurahan Depok, Ismail menjelaskan kegiatan pasar tumpah sudah direncanakan dan menjadi tradisi para pedagang menjelang malam hari raya Idul Fitri. Memang, kegiatan ini sudah absen dua tahun lantaran pandemik COVID-19. Ismail pun menegaskan kegiatan ini tetap digelar demi alasan kemanusiaan.
"Tetap kami gelar walaupun Pemerintah Kota Depok melarang. Kasihan pedagang, ekonominya terpuruk karena COVID-19," ujar Ismail ketika ditemui IDN Times di sekretariat pasar tumpah, Minggu (1/5/2022).
1. Didukung enam fraksi DPRD Kota Depok
Ismail menjelaskan, terdapat 400 lapak yang disediakan untuk UMKM Kota Depok, khususnya di Kelurahan Depok. Selain itu, terdapat sejumlah lapak lainnya untuk warga sekitar yang ingin berjualan di Pasar Tumpah pada malam hari raya Idul Fitri.
"Tetap dilaksanakan, ini kan untuk pemulihan kebangkitan ekonomi warga," jelas Ismail.
Ismail menuturkan, kegiatan pasar tumpah mendapatkan dukungan dari anggota DPRD Kota Depok. Terdapat enam fraksi yang menyatakan sikap untuk mendukung kegiatan pasar tumpah, mulai dari fraksi PDI Perjuangan, Golkar, PPP, dan sejumlah fraksi lainnya.
"Kegiatan pasar tumpah mendapat dukungan dari enam fraksi DPRD Kota Depok yang peduli akan kebangkitan ekonomi warga," tutur Ismail.
2. Pemkot Depok melarang kegiatan pasar tumpah
Camat Pancoran Mas, Syaiful Hidayat, mengatakan Pemerintah Kota Depok telah melarang adanya kegiatan pasar tumpah, salah satunya di Jalan Sejajar Rel. Hal itu berdasarkan surat edaran Wali Kota Depok nomor 451/222-Huk tentang Penyelenggaraan Perayaan Idul Fitri dalam situasi Pandemi COVID-19.
"Pasar tumpah tidak ada izin dari Pemerintah Kota Depok," tegas Syaiful.
Syaiful mengungkapkan, berdasarkan rapat terakhir yang dilakukan perwakilan pasar tumpah dengan pihak kecamatan, terdapat 500 pedagang yang akan berjualan. Selain itu, Satpol PP Kota Depok telah melakukan penertiban di jalan sejajar rel terkait pasar tumpah.
"Pol PP dah siap melakukan penertiban, jika tetap membuka kewenangan tersebut berada di Satpol PP Kota Depok," ungkap Syaiful.
3. Para pedagang menyambut antusias pasar tumpah
Salah seorang pedagang, Wati mengakui keberadaan pasar tumpah dinilai membantu para pedagang untuk mencari rezeki. Hal itu dikarenakan semenjak pandemi COVID-19 dan pembatasan aktivitas, para pedagang mengalami penurunan omzet penjualan bahkan ada yang gulung tikar.
"Teman saya, sampai ada yang bangkrut karena larangan. Jadi, dengan adanya pasar tumpah sangat membantu kami untuk berjualan," kata Wati.
Wati meminta, Pemerintah Kota Depok dapat memperhatikan warga khususnya kepada para pedagang. Apabila pasar tumpah mendapatkan larangan, secara tidak langsung pemerintah tidak memperhatikan para pedagang yang menghidupi keluarga dengan cara berjualan.
"Kalau dilarang, keluarga kami mau makan apa. Pejabat enak, dapat gaji sedangkan kami tidak berjualan berarti tak makan," ucap Wati.
Berdasarkan pantauan IDN Times di lapangan, sebanyak lebih dari 800 lapak disediakan di sepanjang Jalan Sejajar Rel. Pada pinggir jalan tersebut telah ditandai nomor yang dapat diisi para pedagang dengan terlebih dahulu melakukan pendaftaran di sekretariat pasar tumpah.