Depok, IDN Times - Sudah banyak kasus tenaga medis yang terpapar virus corona saat menangani pasien COVID-19, lantaran tak dibekali Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai. Namun, itu bukan faktor satu-satunya, karena belakangan ketidakjujuran pasien jadi momok bagi tenaga medis.
Ketua Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Marhaen pernah menyebut, banyak pasien yang tak bersikap transparan perihal gejala penyakit dan riwayat perjalanan ke wilayah terpapar COVID-19, maupun ke daerah yang telah ditetapkan sebagai zona merah.
Informasi yang jujur jadi kunci bagi dokter untuk mengidentifikasi penyebab seorang pasien terpapar virus corona, sehingga dapat segera dilakukan penindakan medis dan meminimalkan risiko penularan COVID-19.
Dari kebanyakan kasus, ketidakjujuran pasien suspect ditengarai karena khawatir mendapat stigma negatif dari publik, terutama dari rekannya yang memiliki riwayat kontak dengannya. Untuk bisa menggali informasi sebenar-benarnya dari pasien, dokter punya siasat sendiri.
Begini penuturan dr Muhammad Hafiz Aini yang berbagi pengalamannya kepada IDN Times dalam ‘membujuk’ pasien hingga bersedia berkata terus terang soal riwayatnya.