Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Jakarta, IDN Times - Ada-ada saja cara yang digunakan terdakwa kasus korupsi KTP Elektronik, Setya Novanto, untuk menghindar agar tidak ditangkap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).  Setnov sudah sejak lama disebut-sebut ikut menerima aliran dana proyek dengan anggaran Rp 5,9 triliun itu. Namun, ia 'licin' bak belut hingga seolah tak terjamah hukum. 

Bahkan, lembaga anti rasuah menetapkan mantan Ketua DPR itu hingga dua kali, yakni pada 17 Juli 2017 dan 10 November 2017. Status tersangka disematkan KPK sebanyak dua kali, karena Novanto sempat mengajukan gugatan praperadilan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 29 September 2017. 

Untuk menghindari jerat hukum KPK, Novanto seperti melakukan berbagai jurus. Mulai dari mangkir ketika dipanggil penyidik lembaga anti rasuah, hingga yang terbaru ada skenario untuk berpura-pura gila. 

Skenario itu terungkap ketika Novanto menjadi saksi terdakwa di persidangan dokter Bimanesh Sutarjo. Jaksa Penuntut Umum (JPU) memutar rekaman pembicaraan antara mantan kuasa hukum Novanto, Fredrich Yunadi dengan seseorang bernama Victor. Pembicaraan itu terjadi pada 18 Desember 2017, ketika komunikasi telepon Fredrich disadap penyidik KPK. 

Bagaimana cerita skenario berpura-pura gila itu? Apakah Novanto mengetahui semua skenario tersebut?

1. Mantan kuasa hukum akan mengirim hantu gunung dan membuat Setya Novanto berpura-pura gila

JPU membuka percakapan antara Fredrich Yunadi dengan seorang pria bernama Victor di ruang sidang Pengadilan Tipikor pada Jumat 27 April lalu. Percakapan diperoleh dari ponsel Fredrich Yunadi pada 18 Desember 2017 yang telah disadap penyidik KPK. 

Saat itu, Fredrich sudah tidak lagi menjadi kuasa hukum Novanto. Sejak 9 Desember 2017, ia telah mengundurkan diri. 

"Pak Setnov itu kan dianggap orang bermain, berpura-pura gitu. Kalau mau, ada temen saya. Dia jago. Dia jadi selalu sidang itu dibikin gila. Dokter periksa dia gila. Ah, nanti abis itu dicabut lagi dia gilanya," ujar Victor kepada Fredrich. 

Victor menyebut temannya itu bermukim di Pulau Bangka dan akan mengirimkan hantu gila ke ruang persidangan. Sehingga, nantinya Novanto menjadi gila dan lupa ingatan. Alhasil, persidangan pun tidak berlanjut. 

Alasan Victor menawarkan bantuan itu, karena ia merasa tidak tega melihat Novanto diperlakukan secara tidak manusiawi oleh lembaga anti rasuah. 

"Terlepas dia salah, tapi kan jangan kita perlakukan orang udah kayak begini," kata Victor lagi. 

Berikut isi transkrip percakapan lengkap wacana untuk mengirimkan hantu gunung itu bagi Novanto. Transkrip tersebut ditunjukan oleh JPU di ruang sidang: 

Fredrich Yunadi (FY): Bagaimana sekarang?

Victor (V): Heh, ini saya kan ngeliat itu yang klien itu, pak Fredrich

FY: Siapa?

V: Pak Setnov

FY: He-eh bagaimana?

V: Itu kan dianggap orang kan bermain-main berpura-pura gitu

FY: iya

V: Kalau mau, ada temen saya, dia jago. Dia jadi selalu sidang itu dibikin gila, dokter periksa dia gila. Ah, nanti abis itu cabut lagi dia gilanya

FY: Emang bisa?

V : Bisa. Dia di Bangka, di Bangka nih

FY: Ooh

V: He-eh, kemarin itu saya bilang 'Kamu bener yakin?', 'Yakin saya kirim hantu gunung,'. Nanti pas diperiksa gila. Ah ya di Bangka itu buktinya dia bilang. Jadi saya kasihan juga orang udah kayak gitu udah tahan

FY: Iya

V: Terlepas dia salah, tapi kan jangan kita perlakukan orang udah kayak gini

FY: Iya seperti binatang diberlakukan

V: Saya kemanusiaan saja lah, saya ngeliat bukan. Saya lagi cari cari bagaimana masuk ke keluarga dia, kalau bisa, kalau dia mau, kita buktikan

FY: begitu ya?

V: Iya Firman Wijaya

FY: Dia kan, dia gak dia, dia gak deket dia

V: He-eh. Jadi kalau Pak Fredrich kan udah deket tuh

FY: Heh, percuma

V: Kalau mau

FY: Firman, sebenarnya kan tidak diterima itu juga karena kan dia suka, pura-pura kan jadi anak buahnya Maqdir gitu masuknya

V: Oh itu, tapi kenapa dia kenapa mundur?

FY: Saya gak suka sama Maqdir

V: Oh bener. Bener. Belagu dia

FY: Iya. Memang enggak suka saya sama dia. Ya coba nanti saya bicarakan deh

V: Kalau bagus, masuk, kan sidang ini kita kerjain dia

FY: he eh he eh

V: jadi saya bilang bisa sembuh lagi enggak. Sembuh. Pokoknya kita setiap sidang kita bikin dia gila

FY: Begitu ya?

V: He eh. Nanti diperiksa dokter pun, dia jadi gila.

FY: Memang bisa.. bisa begitu? Kamu yakin bisa?

2. Setya Novanto berpura-pura sakit diare saat pembacaan dakwaan

Editorial Team

Tonton lebih seru di