Tutup Usia, Ini Profil Bapak Kedokteran Nuklir Johan Sjafri Masjhur

Jakarta, IDN Times - Keluarga besar Universitas Padjadjaran kembali berduka. Salah seorang putra terbaiknya, Prof. Dr. Johan Sjafri Masjhur, wafat di usianya yang memasuki 81 tahun.
Profesor Johan meninggal dunia di RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu (13//5/2024) sekitar pukul 01.31 WIB. Jenazah Profesor Johan dimakamkan di TPU Cibarunai Kota Bandung.
Kabar duka disampaikan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melalui unggahan di media sosial Instagram.
“Innalillahi wainnailahirajun. Ikatan Dokter Indonesia berduka atas berpulangnya Prof. Dr. Johan S. Mashur, dr., SpPD-KEMD., SpKN-T(K), HFANMB,” demikian keterangan di Instagram PB IDI, dikutip Minggu (14/5/2023).
IDI mengungkapkan Profesor Johan merupakan salah satu putra terbaik bangsa. Dedikasi pengabdian profesinya untuk Indonesia tidak akan pernah terlupakan.
“Beliau merupakan Bapak Kedokteran Nuklir Indonesia,” jelasnya.
Berikut profil Profesor Johan Masjhur.
1. Lulusan Fakultas Kedokteran Unpad
Sementara melansir laman resmi Unpad, Profesor Johan merupakan Guru Besar Emeritus di Fakultasn Kedokteran Unpad. Pria kelahiran Payakumbuh, Sumatra Barat, 28 Februari 1942 itu menyelesaikan studi S1 di Fakultas Kedokteran Unpad pada 1968.
Kemudian, Profesor Johan melanjutkan Program Spesialis Penyakit Dalam FK Unpad dan lulus pada 1976.
Profesor Johan juga mengambil Program Doktor di Ilmu Kedokteran FK Unpad dan Kedokteran Nuklir di Asia School of Nuclear Medicine pada 1993. Kedokteran nuklir merupakan bidang kepakaran Profesor Johan.
Pada 26 April 2023, dalam pidato purnabaktinya, Profesor Johan menyampaikan kedokteran nuklir merupakan cabang ilmu kedokteran hasil pemikiran dan temuan para ilmuwan dari berbagai macam studi, seperti biologi, fisika, kimia, farmasi, teknik rekayasa dan mikroelektronika serta ilmu kedokteran.
“Melalui kedokteran nuklir, dapat dievaluasi suatu penyakit pada tingkat molekul, memprediksi jalannya penyakit, membantu merancang pengobatan yang spesifik, memantau khasiatnya, serta melakukan penyesuaian apabila pengobatan tersebut tidak efektif,” ujarnya.
2. Profesor Johan pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Ilmu Kedokteran Nuklir di FK Unpad
Di masa hidupnya, Profesor Johan pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Ilmu Kedokteran Nuklir Fakultasn Kedokteran Unpad pada 1980-2006. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Program Pendidikan Dokter Spesialis IImu Kedokteran Nuklir FK Unpad/RSHS 1999-2007.
Selain itu, Profesor Johan juga pernah menjabat sebagai Ketua Kolegium Ilmu Kedokteran Nuklir FK Unpad/RSHS 2000-2006. Kemudian, Ketua Lembaga Penelitian Unpad 1999-2007, serta Sekretaris Senat Unpad 2007-2011.
Sementara itu, di luar Unpad, Profesor Johan pernah menjabat sebagai Vice President Asia Oceania Thyroid Association (AOTA) pada 2010-2015.
3. Penghormatan terakhir kepada Profesor Johan
Profesor Johan mendapat penghormatan terakhir melalui upacara yang digelar di Masjid Al-Jihad Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, pada Sabtu (13/5/2023).
Selanjutnya, jenazah almarhum dilepaskan secara resmi oleh Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti.
“Universitas Padjadjaran menyampaikan duta cita mendalam. Beliau adalah sosok luar biasa dan berjasa bagi Unpad,” kata Profesor Rina.