Pesawat Super Tucano EMB 314 yang jatuh di Pasuruhan. (www.instagram.com/@militer.udara)
Saat ini proses investigasi kecelakaan itu masih dilakukan. Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama, Agung Sasongkojati, memastikan dua Super Tucano sempat menabrak gunung tetapi pemicunya masih terus dicari.
"Dari awal sudah jelas nabrak gunung. Dua lagi, ya, selamat karena masuk cuaca buruk, terus (dua pesawat) nabrak gunung. Sekarang detailnya nabrak gunungnya (karena) apa belum tahu, harus dianalisis," ujar Agung.
Data penerbangan Super Tucano yang berhasil dievakuasi akan dikirim ke produsen pesawat tersebut yakni Embraer di Brasil. Data-data tersebut akan dilakukan investigasi. Agung menambahkan data-data yang dikirimkan adalah Voice and Data Recorder (DAVR) dan Net Centric Data Cartridge (NDCD).
"DAVR merupakan sistem yang menyimpan video, suara, dan data performance serta mesin pesawat yang akan dikirim ke pihak produsen di luar negeri. Untuk pinjam alat pembaca data," kata Agung.
Sementara itu, NCDC adalah sistem yang menyimpan suara, video, dan tampilan navigasi penerbangan yang juga sedang didalami datanya. Saat ini, kata Agung, tim evakuasi juga masih mengevakuasi potongan-potongan pesawat. Tim memprioritaskan beberapa bagian pesawat yang harus segera dievakuasi, di antaranya kanon pesawat, engine, throttle, kursi lontar, serta propeller.
"Pesawat akan dipotong-potong beberapa bagian agar mudah diangkut melalui jalan darat," tutur dia lagi.