Usai Jadi Pawang Hujan di Mandalika, Rara Mengaku Sedang Sakit

Jakarta, IDN Times - Rara Istiati Wulandari saat ini tengah menjadi sorotan. Rara menjadi perbincangan usai aksinya menjadi pawang hujan saat gelaran MotoGP di Sirkuit Pertamina Mandalika 2022.
Namun, Rara mengaku sedang sakit. "Di WA (WhatsApp) saja ya, saya masih sakit," ujar Rara yang suaranya terdengar serak dan lemas, saat dihubungi IDN Times, Senin (21/3/2022).
IDN Times pun menghomarti Rara yang ingin beristirahat. Rara kemudian mematikan telepon dan tidak menjelaskan sedang sakit apa.
1. Aksi Rara pawang hujan Mandalika trending di medsos
Sebelumnya, aksi pawang hujan, Rara Istiani Wulandari, di depan paddock saat hujan mengguyur Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB viral di media sosial.
Bahkan, tagar #pawang trending di Twitter dengan 43,5 ribu tweet, pada Minggu (20/3/2022). Aksi Rara terekam kamera mengetuk cawan yang dibawanya, sembari membakar sejumlah dupa untuk menghentikan hujan di area sirkuit.
Cawan tersebut berwarna kuning emas dan beberapa kali diketuk oleh Rara. Diduga, itu merupakan jurusnya untuk mengusir hujan.
2. Tuai beragam komentar warganet
Aksi Rara menuai beragam komentar warganet. Ada yang mendukung, ada juga yang menganggap aksi Rara tidak perlu terekam kamera.
"Miguel Oliveira takes first Indonesian Grand Prix victory! 🏁 tapii tetep pemenang yang sesungguhnya adalah mbak pawang hujan," ujar seorang warganet.
"Memalukan? Engga juga. For me it's a MARKETING thing. This is Local Wisdom (kearifan lokal). Soal hujannya, ya namanya hujan pasti reda wkwk. But the world pay attention to this different thing and a good selling," imbuh warganet lain.
"Pawang hujan itu skr ada ‘pantangannya’: gak boleh diupload di medsos. Kalau ini dilanggar, bakal gagal kerjaannya. Kenapa? Karena dia bakal ‘dikerjain’ pawang hujan lainnya yg gak dapat ‘job’ tsb," sambung warganet lainnya.
3. Rara pindahkan hujan dengan gelombang frekuensi otak
Dalam wawancara dengan IDN Times beberapa waktu lalu, Rara mengatakan, selain membawa dupa, dia juga melakukan komunikasi dengan menurunkan gelombang frekuensi otak.
Dia memberi contoh komunikasi sesama manusia itu dilakukan dengan gelombang otak frekuensi beta, sedangkan kepada Tuhan merupakan gelombang frekuensi teta.
“Selain bawa dupa, aku komunikasi dengan frekuensi gelombang otak. Seorang indigo itu bisa menurunkan gelombang frekuensi otaknya lebih cepat ke teta hingga ke delta,” jelasnya.
Seluruh keluarga Rara merupakan 'orang pintar’. Ia menyadari kemampuannya tersebut ketika masih kecil. Saat itu, sang ayah meramal dirinya sendiri akan meninggal dunia sehingga Rara diajarkan soal ini.
“Dulu aktivitasku direkam sama papa, jadi aku sudah ngerti caranya geser hujan dan sebagainya. Di budaya Kejawen tuh sebenarnya gak apa-apa kalau geser hujan, yang penting gak minta secara paksa ke alam semesta,” ujarnya pada gelaran Piala AFC 2018, Kamis, 18 Oktober 2018.