Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mengatakan, vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi Sinopharm dan Cansino akan mulai tiba di Indonesia pada November mendatang.
Luhut mendapat jaminan dari Sinopharm, yang menggandeng perusahaan Uni Emirat Arab (G42), bisa mengirimkan 5 juta dosis (dual dose). Sedangkan Cansino menyanggupi untuk mengirim 100 ribu dosis (single dose).
Kepastian itu diperoleh Luhut ketika melakukan kunjungan ke Tiongkok untuk menemui Menteri Luar Negeri Wang Yi pada 9-11 Oktober 2020. Dalam kunjungan itu, Luhut turut didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Direktur PT Bio Farma, Honesti Basyir.
"Untuk Cansino, sisa 15-20 juta vaksin akan dikirim pada 2021. Sedangkan sisa vaksin G42/Sinopharm akan dikirim pada tahun ini," demikian keterangan tertulis yang disampaikan oleh Kemenko Marves Luhut, Senin (12/10/2020).
Sementara, vaksin buatan perusahaan farmasi Sinovac Biotech yang kini sedang dilakukan uji klinis di Bandung, akan mulai dikirimkan secara bertahap dari periode November hingga Desember 2020. Jumlahnya sebanyak 3 juta dosis vaksin.
"Dengan komitmen pengiriman 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada minggu pertama November dan 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada minggu pertama Desember 2020. Itu belum termasuk 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk," kata Luhut lagi.
Menurut Kemenko Marves, proses imunisasi akan dimulai pada November mendatang. Namun, belum diketahui tanggal pasti. Hal ini dinilai terburu-buru karena hasil uji klinis vaksin Sinovac di Bandung belum rampung.
Bahkan, tim uji klinis vaksin Sinovac sebelumnya akan melaporkan hasilnya pada Januari 2021. Lebih cepat dibandingkan rencana semula yakni pertengahan tahun 2021.
Begitu pula dengan hasil uji klinis vaksin COVID-19 Sinopharm/G42 yang dilakukan di UEA yang juga belum rampung. Melihat hal ini, apakah aman vaksin COVID-19 diberikan kepada manusia?