Jakarta, IDN Times - Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, mengungkapkan kemunculan varian baru COVID-19 jelang akhir tahun sudah bisa diprediksi. Bahkan, dampaknya bisa lebih besar dari varian Delta.
Dicky mengungkapkan selain varian Delta, saat ini ada dua varian virus corona yang jadi catatan, yakni varian Mu dan C.1.2. Dicky menegaskan varian baru muncul selama masyarakat abai dengan protokol kesehatan, karena merasa sudah aman.
"Kombinasi lemahnya 3 T (Testing, Tracing, Treatment) ditambah 5 M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas) berkontribusi dan menimbulkan varian baru," kata dia saat dihubungi IDN Times, Jumat (10/9/2021).