Ilustrasi pedestrian di kawasan Jakarta Barat (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)
Arli juga menyoroti fungsi trotoar yang kerap dipakai sebagai lahan pedagang kaki lima, parkir kendaraan hingga jalur melintas sepeda motor. Bahkan, kata dia, sejumlah lubang bekas galian dibiarkan terbuka di beberapa trotoar di Jakarta.
“Walaupun ada trotoar yang memiliki fasilitas pendukung bagi difabel namun masih banyak juga ditemui kendaraan roda dua yang melintas di atas trotoar bahkan ada yang parkir,” kata dia, yang ditemui sambil memanggul kerupuk dagangannya.
Senada dengan Arli, penyandang tunanetra lain, Arfin mengatakan, trotoar yang telah dilengkapi fasilitas pemandu tidak berfungsi optimal karena masih digunakan sebagai jalur melintas kendaraan roda dua.
“Bagi kita tunanetra, percuma saja ada pemandu jalan di atas trotoar jika masih ada kendaraan roda dua yang melintas ataupun parkir di atas trotoar, karena itu membuat kita susah serta membahayakan bagi tuna netra,” ujar Arfin, saat ditemui di tepi Jalan Taman Sari.
Ia mengatakan penyandang difabel tidak butuh dikasihani, tetapi perlu dihargai sebagaimana manusia pada umumnya.