Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Suasana penguburan pasien COVID-19 oleh Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Saifuddin (Instagram/@caknurahmad)

Jakarta, IDN Times - Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Saifuddin mendadak viral di media sosial karena ikut menguburkan jenazah positif virus corona di daerahnya. Dia membagikan kisah tersebut melalui Instagram TV di akun pribadinya @caknurahmad pada Kamis (26/3). Lengkap dengan APD dan pencahayaan yang minim, Nur bersama empat orang lainnya menguburkan pasien positif corona.

"Dini hari menjelang subuh tadi, saya ikut memakamkan pasien Covid-19 yang meninggal dunia," kata dia dalam caption unggahan tersebut.

Nur menceritakan alasan dia ikut memakamkan jenazah pasien COVID-19 tersebut. Kenapa ya?

1. Pasien itu ber-KTP Surabaya namun berdomisili di Sidoarjo

Suasana penguburan pasien COVID-19 oleh Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Saifuddin (Instagram/@caknurahmad)

Pasien tersebut dirawat dan tinggal di Sidoarjo tapi ternyata memiliki KTP Surabaya. Nur mengatakan sejak pasien itu meninggal pada Rabu (25/3) malam,  pihaknya telah mengontak Dinas Kesehatan Surabaya. Akan tetapi, mereka tidak bisa menguburkannya.

"Dikarenakan waktu yang terlalu malam, mereka belum siap untuk menangani. Sedangkan pasien COVID sebelum 4 jam harus sudah dikuburkan," kata Nur.

2. Penggali kubur tidak mau memakamkan pasien tersebut

Suasana penguburan pasien COVID-19 oleh Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Saifuddin (Instagram/@caknurahmad)

Akhirnya, Nur dan beberapa orang lainnya memutuskan akan menguburkan pasien ini di Sidoarjo tepatnya di Pemakaman Umum (TPU) Delta Praloyo, Desa Gebang, Kecamatan Sidoarjo. Masalah tidak langsung selesai. Nur mengatakan proses pemakaman itu terkendala karena penggali kubur tidak mau ikut menurunkan dan memakamkan jenazah pasien COVID-19 ini.

"Awalnya pemakaman terkendala karena penggali kubur tidak mau ikut menurunkan dan memakamkan jenazah. Mereka bergegas mandi dan langsung pergi. Saya paham akan kekhawatiran yang dirasakan," ujar dia.

3. Nur membujuk penggali kubur dan meyakinkan mereka dengan ikut menurunkan jenazah

Ilustrasi (ANTARA FOTO/Olha Mulalinda)

Nur pun mendatangi penggali kubur dan melakukan komunikasi bahwa pihaknya membutuhkan bantuan. Untuk meyakinkan penggali kubur hingga mereka mau membantu, Nur harus turun tangan dengan ikut memakamkan jenazah.

Melihat hal tersebut, barulah para penggali kubur mengerti dan mau ikut turun tangan. Pemakaman pun berlangsung aman sesuai standar operasional prosedur yang berlaku.

"Jadilah 5 orang yang ikut menurunkan jenazah tersebut yaitu saya, ketiga penggali, dan dr. Atok," ujarnya.

4. Minta masyarakat tidak panik

Petugas menyemprotkan desinfektan di jalan, sebagai langkah menekan penularan virus corona (COVID-19), di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (28/3/2020). ANTARA FOTO/REUTERS

Belajar dari pengalaman itu, Nur berpesan bahwa perasan khawatir memang ada di tengah masyarakat. Nur juga mengaku dia sendiri merasakannya. Namun, dia berpesan agar masyarakat tidak panik dan bisa bersikap proporsional. Nur pun menuturkan dia optimistis bahwa ujian ini akan segera berlalu.

"Saya ingatkan untuk tetap #dirumahaja, Bagi tenaga kerja harian dan yang harus bekerja di luar, mohon agar lebih berhati-hati dan menaati imbauan. Selepas bekerja, jangan langsung menyentuh keluarga namun mandi terlebih dahulu," kata dia.

Pembaca bisa membantu kelengkapan perlindungan bagi para tenaga medis dengan donasi di program #KitaIDN : Bergandeng Tangan Melawan Corona di Kitabisa.com

Editorial Team