Jakarta, IDN Times - Kendati menjadi institusi yang paling diharapkan oleh publik dalam upaya pemberantasan korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga dihadapkan pada permasalahan yang dialami oleh organisasi lain yakni permasalahan manajemen internal.
Adalah Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak yang mengungkap ada proses rotasi yang tidak wajar untuk jajaran petinggi di KPK. Total ada sekitar 15 direktur dan kepala bagian yang tiba-tiba dirotasi tanpa disertai alasan yang jelas.
Menurut Dahnil dan rekan-rekannya di Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi, proses rotasi dan mutasi yang dilakukan oleh KPK dianggap tidak memenuhi ketentuan serta kepatutan. Menurut informasi, salah satu direktur yang dirotasi adalah Direktur Gratifikasi, Giri Suprapdiono. Sementara, Direktur Penyidikan Aris Budiman yang sempat membuat heboh karena ikut hadir dalam rapat pansus hak angket di DPR dan menyebut ada kuda troya justru tak jua diganti.
Oleh sebab itu, Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi meminta kepada pimpinan lembaga anti rasuah agar menghentikan rotasi dan mutasi jabatan.
"Patut diduga rotasi dan mutasi tidak wajar itu merupakan bentuk dari tindak lanjut dari strategi Kuda Troya lanjutan yang tujuannya untuk melemahkan KPK dari dalam," ujar Dahnil melalui keterangan tertulis pada Selasa (14/8).
Apalagi sudah terbukti ada beberapa upaya untuk melemahkan KPK, seperti peristiwa Cicak VS Buaya I-III. Tetapi, itu semua dilakukan dari luar dan bisa diredam. Namun, yang justru sulit dibendung adalah serangan dari dalam KPK sendiri.
Kecurigaan koalisi tersebut seolah terkonfirmasi usai Wadah Pegawai atau serikat pekerja KPK menuntut hal yang sama. Lalu, apa komentar dari pimpinan KPK soal desakan agar proses mutasi dan rotasi itu dihentikan?