Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wakil Gubernur Lampung Chusnunia berbincang dengan CEO IDN Media Winston Utomo saat berkunjung ke kantor IDN Media, Jakarta, Jumat (25/2/2022). (IDN Times/Reynaldy Wiranata).

Jakarta, IDN Times - Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim mengungkap, dia "tidak sengaja" terjun ke dunia politik. Kisahnya bermula saat dia baru pertama kali masuk ke bangku kuliah.

Meski secara tidak langsung, pengalaman di dunia kampus menjadi salah satu faktor yang membawa wanita yang biasa disapa Nunik itu terjun ke dunia politik. Dari pengalaman hidup yang dia bagikan, Nunik meminta, perempuan dan anak muda jangan alergi terhadap politik.

"Bahkan, jika tidak memiliki dana pun, bisa kok (mengikuti dan menang di pemilu)," kata Nunik  saat mengunjungi kantor IDN Times, Jumat (25/2/2022).

Seperti apa kisah hidupnya?  Simak nih guys.

1. Pilih IAIN karena SPP yang murah dan terjangkau

Wakil Gubernur Lampung Chusnunia saat berkunjung ke kantor IDN Media, Jakarta, Jumat (25/2/2022). (IDN Times/Reynaldy Wiranata).

Wanita kelahiran 12 Juli 1982 itu mengaku bukan datang dari keluarga berada sehingga untuk uang kuliah pun, dia harus menghitung secara cermat. Hal ini juga yang akhirnya menjadi pertimbangannya ketika mengesampingkan kuliah di kampus negeri kenamaan, dan akhirnya memilih kuliah di IAIN Walisongo.

Karena SPP-nya (di IAIN), hanya 150 ribu satu semester," kata Nunik. Sementara di kampus negeri kenamaan itu, SPP mencapai Rp900 ribu.

Jujur, kata dia, Nunik tidak memiliki dana cukup untuk membayar uang SPP hingga Rp900 ribu per semester. "Jadi, saya pilih IAIN.

Dengan uang kuliah yang terbilang murah itu pun, Nunik kemudian memutuskan berjualan untuk memenuhi kebutuhannya. "Tidak seperti sekarang, di mana semua serba online, dulu saya berjualan ketemu pembeli langsung, door to door," imbuhnya.

Dari sini, dia kemudian mengenal banyak orang di kampus. Selain itu, dia juga ikut berbagai kegiatan kampus. "Dari situ, saya kenal dengan senior, seangkatan, dosen," kata dia.

2. Tanpa sengaja, Nunik kemudian "belajar" membangun jaringan

Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim (Nunik) (Instagram/@mbak_nunik)

Tanpa dia sadari, Nunik sudah membangun jaringan dan perkenalan dari usaha berdagangnya itu.

Setelah lulus kuliah, dia kemudian sempat bekerja sebagai sekretaris di DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). "Saat itu, ada keputusan pemerintah (tahun 2008), di mana keterwakilan perempuan di legislatif itu harus 30 persen," jelasnya.

Menurut Nunik, saat itu sebetulnya partai politik belum siap untuk "menyediakan" kader perempuan hingga bisa memenuhi 30 persen kuota itu. "Nah, pada saat itu, saya pun diminta untuk menjadi calon (legislatif)," kata dia.

 

3. Minta surat keterangan sehat ke puskesmas, Nunik hanya bayar Rp5 ribu

Wakil Gubernur Lampung, Chusnunia Chalim alias Nunik (IDN Times/Istimewa)

Ada satu kisah menarik yang dibagikan Nunik, saat hendak maju menjadi calon legislatif (caleg). Kala itu, para caleg yang memang sudah kesohor, pergi ke rumah sakit besar untuk pemeriksaan kesehatan. Ini menjadi salah satu syarat bagi caleg.

"Saya tuh hanya minta surat kesehatan ke puskesmas. Saya masih ingat, hanya membayar Rp5 ribu saja," kata dia sambil tertawa. Nunik mengaku hanya mampu pergi ke puskesmas, kala itu.

Di sisi lain, Nunik pun tak punya massa suara signifikan, dan berada di nomor 4. "Saat itu, ada caleg yang mundur. Dan, akhirnya saya pun naik," kata dia.

Nunik pun terpilih menjadi anggota DPR RI di Komisi IX yang membidangi masalah kesehatan. 

4. Nunik kemudian tertarik masuk eksekutif

Wakil Gubernur Lampung, Nunik saat hadir di segmen Ngobrol Seru: Pemimpin Muda Perempuan Bersama Wagub Lampung di IDN Media HQ. (IDN Times/Tangkap Layar YouTube IDN Times)

Di tengah usahanya menjadi wakil rakyat, Nunik pun mendapat kesempatan untuk maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Lampung Timur. Dia berhasil memenangkan suara dan menjadi Bupati Lampung Timur periode 2016–2019.

Tak berhenti sampai di situ, Nunik kembali mencoba peluangnya di eksekutif dengan mengikuti Pilkada Provinsi Lampung, berdampingan dengan Arinal Djunaid. Pilkada ini pun dia menangkan bersama Arinal sehingga Nunik menjadi Wakil Gubernur Lampung, hingga kini.

"Kesimpulannya, meski tak ada dana, tidak perlu khawatir. Coba saja. Untuk pemuda, jangan alergi pada politik," imbuhnya.

5. Nunik merasa tak punya peluang karena petahana punya modal besar

Wakil Gubernur Lampung, Nunik saat hadir di segmen Ngobrol Seru: Pemimpin Muda Perempuan Bersama Wagub Lampung di IDN Media HQ. (IDN Times/Tangkap Layar YouTube IDN Times)


Saat mengikuti pilkada pertamanya di Kabupaten Lampung Timur, Nunik sebetulnya merasa peluangnya tidak ada. Sebagai pendatang baru di kancah pemilihan kepala daerah, Nunik harus berhadapan dengan petahana dan calon lainnya yang  punya modal dana dan dukungan massa cukup kuat.

Tak sampai di situ, Nunik juga harus sadar diri ketika survei menunjukkan peluangnya sangat kecil. Petahana dan calon lain bisa mengantongi potensi elektabilitas di atas 30 persen. "Saya  hanya dapat 2 persen," kata dia.

Karena dianggap penggembira dan bukan pesaing berat, hubungan Nunik dengam dua calom lainnya sangat baik. Dua pekan sebelum pemilihan, calon dari petahana meninggal dunia.

Meski ini kabar duka, namun justru hal ini memberi keuntungan kepada Nunik dan pasangannya. Mengapa? Karena partai pendukung dan massa petahana memutuskan mengalihkan dukungan ke Nunik yang kemudian menang tipis.

Editorial Team