Jakarta, IDN Times - Permasalahan uji klinis Vaksin Nusantara yang penelitiannya dihentikan sementara turut diangkat di dalam rapat paripurna DPR RI pada Selasa (23/3/2021). Isu itu diungkit oleh Wakil Ketua Komisi IX DPR dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ansory Siregar ketika menyampaikan interupsi.
Bahkan, interupsinya diberi judul "Segera Wujudkan Vaksin Nusantara, Hindari Senosentris." Ia menjelaskan yang dimaksud seno sentris adalah membanggakan produk luar negeri dan membenci produk sendiri.
"Pertama, mengingat Pak Presiden sudah pernah memanggil Kemenkeu untuk membantu mewujudkan Vaksin Nusantara atau vaksin produk anak bangsa. Kedua, inpres (Instruksi Presiden) nomor 6 tahun 2016 tentang percepatan pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan," tutur Ansory.
"Mengingat ketiga, hampir semua pimpinan DPR mendukung (pengembangan Vaksin Nusantara), keempat banyak dokter dan para pakar yang saya temui masih belum mau divaksinasi dengan merek vaksin sekarang, mereka menunggu Vaksin Nusantara. Kelima, kesimpulan komisi IX pada tanggal 10 Maret 2021 yang mendesak agar pengembangan Vaksin Nusantara didukung," sambung Ansory yang tak bisa melanjutkan interupsinya karena mikrofonnya mati.
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad pun merespons interupsi yang disampaikan Ansory. Ia menyebut sikap pimpinan DPR sudah sepakat mendukung Vaksin Nusantara. Dukungan itu bahkan segera diwujudkan dalam aksi nyata. Apa itu?
Apa komentar BPOM ketika dianggap menghalangi inovasi anak bangsa ketika tak meloloskan izin uji klinis tahap kedua?