Jakarta, IDN Times - Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Nusa Tenggara Timur NTT) mendesak Gubernur NTT Viktor Laiskodat segera menetapkan status darurat bencana di wilayahnya, usai dilanda banjir bandang dan tanah longsor.
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Senin (5/4/2021), jumlah korban tewas akibat bencana hidrometeorologi itu mencapai 68 orang. Jumlah itu tersebar di empat kabupaten, yaitu 44 korban tewas di Flores Timur, 11 orang di Lembata, 11 orang di Alor dan dua lainnya di Ende.
"Hal itu penting karena menjadi landasan untuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mempunyai kemudahan untuk mengakses beberapa hal, yaitu pengerahan sumber daya manusia, pengerahan peralatan, pengerahan logistik, imigrasi, cukai, karantina, perizinan, pengadaan barang dan jasa, pengelolaan dan pertanggung jawaban uang atau barang, penyelamatan dan komando untuk memerintahkan sektor atau lembaga," ujar Direktur Eksekutif WALHI NTT Umbu Wulang seperti dikutip dari situsnya, Senin.
Umbu menyatakan bila status darurat bencana tidak diberlakukan, BPBD sulit bekerja secara maksimal. Khususnya soal kebijakan penanggulangan bencana. "Status darurat penting untuk mempermudah dan mempercepat layanan bagi rakyat," kata dia.
Apa saja kerugian materiil yang dialami warga NTT akiibat bencana yang dipicu siklon tropis Seroja itu?