Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Program percontohan (pilot project) penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) perempuan perawat lansia (caregiver) ke Singapura.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), dan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia/Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI/BP2MI) meluncurkan program percontohan (pilot project) penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) perempuan perawat lansia (caregiver) ke Singapura. (Dok. KemenPPPA)

Intinya sih...

  • Program percontohan penempatan PMI perempuan perawat lansia ke Singapura diluncurkan untuk memastikan kompetensi, perlindungan, dan pembayaran yang adil bagi pekerja migran.

  • Peningkatan kapasitas calon PMI perempuan dalam sektor caregiver dilakukan melalui pelatihan yang legal, etis, dan berbasis kompetensi.

  • Jabatan caregiver menjadi sektor unggulan untuk penempatan pekerja migran dengan harapan dapat mendorong pendapatan yang lebih baik bagi perempuan di pasar tenaga kerja internasional.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times -Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan, menegaskan kerja perawatan, seperti merawat lansia, anak, dan mendampingi keluarga adalah fondasi kehidupan sosial dan ekonomi.

"Selama ini kerja perawatan sering dianggap alami dan taken for granted. Padahal di baliknya ada kompetensi, emosi, dan tanggung jawab yang sangat besar," kata Veronica, dikutip Jumat (5/12/2025).

1. Kerja perempuan Indonesia di sektor perawatan harus kompeten maka bisa dibayar layak

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), dan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia/Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI/BP2MI) meluncurkan program percontohan (pilot project) penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) perempuan perawat lansia (caregiver) ke Singapura. (Dok. KemenPPPA)

Terbaru, Kemen PPPA, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), dan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia/Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI/BP2MI) meluncurkan program percontohan (pilot project) penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) perempuan perawat lansia (caregiver) ke Singapura.

Program ini dirancang agar calon pekerja migran kompeten secara internasional, bekerja dalam kondisi terlindungi, dan memperoleh manfaat ekonomi yang adil bagi dirinya dan keluarganya.

"Melalui program ini, kami ingin mengatakan dengan jelas, kerja perempuan Indonesia di sektor perawatan harus kompeten, terlindungi, dan dibayar dengan layak," kata Veronica.

2. Upaya agar calon PMI terlatih, melalui jalur penempatan yang legal dan etis

ilustrasi caregiver (pexels.com/Ivan Samkov)

Veronica menjelaskan, pekerja domestik perlu ditingkatkan kualitasnya dan diberikan kapasitas yang lebih baik. Sementara, saat ini rata-rata pelatihan lebih banyak dilaksanakan untuk pekerjaan berat atau teknis.

Ide peningkatan kapasitas bagi calon pekerja migran perempuan dalam sektor caregiver berawal dari diskusi intensif dengan Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura, setelah melihat maraknya pekerja domestik yang bekerja secara nonprosedural. Kondisi ini membuat mereka tak terlindungi dan tidak tercatat dalam sistem negara.

"Harapannya dari kolaborasi ini, calon PMI kita terlatih, melalui jalur penempatan yang legal, etis, dan berbasis kompetensi. Selain itu, melalui pilot project ini, harapannya perempuan memiliki akses dan pemenuhan hak untuk dilindungi, mendapatkan capacity building, dan bekerja sesuai prosedural yang berlaku," kata dia.

3. Jabatan caregiver jadi salah satu sektor unggulan

Deretan keluarga pasien menunggu antrean di IGD RSI Sultan Agung Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Wakil Menteri P2MI, Christina Aryani menjelaskan jabatan caregiver jadi salah satu sektor unggulan untuk penempatan pekerja migran, seiring fenomena aging population di berbagai negara. Pada Januari–Oktober 2025, jumlah pekerja migran yang ditempatkan di sektor ini mencapai 17,4 persen dari total 255.000 penempatan.

Maka peningkatan kapasitas ini dapat mendorong pendapatan yang lebih baik bagi perempuan. Singapura dinilai sebagai pasar yang menjanjikan dengan peluang yang luas.

"Perlu bagi kami untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing mereka. Tidak hanya dalam keterampilan teknis, tetapi juga bahasa, soft skills, etos kerja, serta pemahaman hak dan kewajibannya," kata dia.

Editorial Team