Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wamen Dikdasmen Fajar Riza Ul Haq (IDN Times/Fatimah)
Wamen Dikdasmen Fajar Riza Ul Haq (IDN Times/Fatimah)

Intinya sih...

  • Pemerintah akan memprioritaskan generasi muda yang menekuni bidang sains.

  • Meski sains penting, kecerdasan sosial tak kalah penting.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, mengatakan, pemerintah akan memprioritaskan generasi muda yang menekuni bidang sains.

Dalam penutupan Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2025 di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Fajar mengatakan, bidang sains seperti teknologi, teknik, dan matematika sering dianggap momok.

"Sains ini menyenangkan, menggembirakan, namun selama ini banyak anak (pelajar) yang menganggap itu momok, bahkan ada yang beranggapan bahwa itu sama seperti dikejar hantu," ujar Fajar, dikutip dari ANTARA, Minggu (12/10/2025).

1. Sains merupakan tulang punggung kemajuan bangsa

ilustrasi sains dengan bidang biokimia (pexels.com/Chokniti Khongchum)

Menurut Fajar, sains merupakan tulang punggung kemajuan bangsa. Dia mengatakan, negara yang mengembangkan sains akan menjadi negara maju.

Selain itu, kata Fajar, ilmuwan yang banyak meraih nobel seperti dari Amerika Serikat (AS), Jerman, dan India memulainya dari kegagalan. Namun, mereka bangkit dan berkembang secara optimal di bidang fisika, kimia, bahkan teknologi.

2. Kecerdasan sosial yang tidak kalah penting

ilustrasi siswa Indonesia sedang membaca buku (unsplash.com/Ed Us)

Fajar pun mengingatkan para peserta OSN 2025, kegagalan bukan akhir dari segalanya. Menurut dia, pintar secara kognitif penting, tapi cerdas secara sosial juga tidak kalah penting.

"Kejujuran, integritas itu membuat hidup menjadi lebih bermakna. Saya berharap adik-adik peserta OSN, pintar secara kognitif itu penting, tetapi cerdas secara sosial juga tidak kalah penting," kata dia.

3. Ajakan untuk mengejar ketertinggalan dari negara lain

ilustrasi sains modern (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Menutup rangkaian OSN, Fajar mengajak seluruh peserta untuk makin bangga dan mencintai sains. Dia berharap, ke depannya banyak siswa yang mampu mempersembahkan nobel untuk Indonesia.

"Kita kejar ketertinggalan kita dari India, China, bahkan Malaysia. Kita masih di bawah Malaysia soal sains ini. Ke depan, harapannya anak-anak kita mampu mempersembahkan nobel bagi negeri kita tercinta ini," ucap dia.

Editorial Team