Kasat Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Vivick Tjangkung (Dok. Pribadi)
Kalau tarik suara menyanyi itu masa saya pendidikan, saya sudah ikut grup nyanyi kemudian berlanjut sampai saya menjelang sekolah perwira. Jadi, kegiatan-kegiatan di Polda Metro, acara pimpinan itu kita selalu diminta untuk menyanyi karena punya grup ya, ada bandnya, band hunter waktu itu, dan saya salah satu penyanyinya.
Kemudian main sinetron itu sebenarnya hanya nambah-nambah uang saku waktu itu. Saya kan kuliah, kemudian saya sempat janji sama bapak saya, saya mampu kok kuliah dengan uang saya sendiri. Kan waktu itu Bapak ngirimin saya uang untuk kuliah terus saya berpikir saya kan suka nyanyi, suka MC, kenapa saya tidak gunakan itu, saya suka fashion.
Jadi, segala kegiatan-kegiatan ada perlombaan apa pun yang bisa hasilkan uang. Saya tes, termasuk jadi presenter di TPI, di LaTivi waktu itu saya ikut. Kemudian saya pernah nyanyi dikontrak oleh TPI juga, kontrak waktu-waktu malam minggu juga saya ambil. Kemudian ikut juga kontrak acara waktu itu dengan beberapa, Edo Kondologit, lelucon-lelucon gitu ada episode lelucon itu saya gabung.
Kemudian sinetron. Walaupun saya berangkat habis kegiatan kantor, berangkat untuk shooting, terus saya bagi juga untuk kuliah. Saya juga bingung, semua kok bisa saya lakoni, saya bingung juga. Bekerja kantor juga seperti biasa, sempat juga waktu saya dipanggil oleh pimpinan, jadi satu pertanyaan besar 'kamu tuh mau jadi polwan atau mau jadi artis? Kalau kamu mau jadi polwan, kamu berhenti dong keartisannya'.
Akhirnya, saya pilih saya jadi polwan, saya bisa gini kan karena polwan. Jadi, saya kembali aktivitas saya sebagai polwan. Saya berhenti semuanya, nyanyi saya berhenti walaupun saya pernah rekaman, saya buat rekaman pertama, kemudian saya buat daur ulang lagi, tapi akhirnya pelan-pelan saya berpikir saya harus fokus satu kegiatan yang betul-betul membutuhkan intens dan saya pilih di kegiatan koefisien saya. Yang lain-lain saya anggap hanya hobi.