Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama kader Demokrat. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.)
Iya, ini lucu kadang-kadang, Ketum AHY digambarkan sebagai sosok yang bagaimana, gitu. Padahal, saya yang sering ketemu misalnya di tangga, di kantor, sering ngobrol santai bareng-bareng.
Saya ingat ketemu dengan pimpinan Ukraina saat G20 kemarin, itu saya datang ke DPP kasih gambaran dinamika politik di Ukraina dan sebagainya. Habis itu, Ketum minta saya tolong buatkan report tiga halaman saja terkait dengan apa yang kalian diskusikan dengan pimpinan DPR dari Ukraina.
Jadi begitu disiplin dan ingin mengejar ilmunya luar biasa. Ngobrol sama beliau itu rasanya benar-benar terserap. Benar-benar didengarkan, ditindaklanjuti, kalau beliau bilang A maka itu artinya akan terlaksana.
Kalau beliau bilang jam 10.00 kita rapat besok. Jam 9.55 ketum sudah datang, jadi proper banget. Saya bangga punya ketum seperti itu, semangatnya tinggi, pendengar yang baik. Jadi asyik sih, saya bersyukur banget mengambil jalan di Partai Demokrat.
Kalau soal capres dan cawapres, apakah ada pelibatan dari anggota muda?
Kita meeting rutin. Jadi tiap departemen di pusat Partai Demokrat kasih rekomendasi terus. Bukan hanya soal capres-cawapres.
Jadi kita fokus pada isu, tapi terkait capres dan cawapres itu ketum orangnya terbuka. AHY benar-benar kalau menerima masukan itu gak pernah tertutup.
Kalau soal pembahasan koalisi, apa ikut dilibatkan dan masuk dalam tim kecil?
Iya tentu, tapi komunikasi antar koalisi kalau ada 100 orang kan gak. Itu harus efisien, bukan berarti gak ambil masukan dari bawah. Karena kita dari bawah selalu memberikan masukan ke arah yang selalu menciptakan kebijakan yang eksklusif.
Ketum juga sangat mendengarkan itu karena beliau orangnya demokratis.