Jakarta, IDN Times – Perubahan status Jakarta dari ibu kota negara menjadi kota global, membawa tantangan baru dalam menjaga identitas budaya di tengah arus modernisasi dan urbanisasi. Di balik hiruk pikuk pembangunan, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kebudayaan berkomitmen untuk memastikan bahwa budaya Betawi tetap hidup dan relevan bagi masyarakat, terutama generasi muda.
Dalam upaya melestarikan kekayaan budaya lokal, berbagai program strategis diluncurkan. Mulai dari kerja sama dengan hotel-hotel berbintang, pelibatan sanggar seni di ruang publik, hingga penguatan edukasi budaya di sekolah-sekolah. Langkah-langkah ini tidak hanya bertujuan untuk mempertahankan warisan budaya, tetapi juga menjadikan budaya sebagai wajah utama Jakarta di mata dunia.
Untuk menggali lebih jauh soal arah kebijakan dan strategi pelestarian budaya Betawi di era Jakarta pasca-ibu kota, IDN Times berbincang langsung dengan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Mochamad Miftahulloh Tamary, belum lama ini. Berikut penjelasannya.