Jakarta, IDN Times - Hillary Brigitta Lasut sempat menjadi sorotan publik saat pelantikan anggota DPR pada 2019. Betapa tidak, di usia yang baru menginjak 23 tahun, ia berhasil meraih 70 ribu suara dan melenggang ke Senayan.
Bahkan, politisi Partai Nasional Demokrat (NasDem) itu pernah didapuk menjadi memimpin sidang paripurna DPR dan MPR. Publik sempat yakin akan ada perbedaan di parlemen pada 2019. Namun, keyakinan itu hanya berlangsung sesaat. Sebab, proses pembuatan undang-undang sering kali tidak tertib dan kerap disahkan terburu-buru.
Pengalaman berharga pun dialami Hillary. Setelah empat tahun duduk sebagai anggota DPR, ia menyadari tidak mudah bagi anak muda untuk bertahan sebagai anggota parlemen. Ia pun kerap mendapat perlakuan diskriminatif dari tokoh-tokoh politisi senior.
"Waktu 2019 lalu saya perempuan, berambut pirang, muda, Chinese (etnis China), Kristen. Pokoknya multiminoritas. Pasti ketika itu sudah ada stigma dan berpikir bahwa saya datang ke DPR hanya modal tampang aja," ungkap Hillary secara blak-blakan dalam program GenZMemilih yang tayang di YouTube IDN Times.
Bahkan saat sempat duduk di Komisi III DPR, ia sempat diminta berhenti berbicara oleh politisi senior ketika tengah menyampaikan pendapat. Sementara, ketika saat ini duduk sebagai anggota Komisi I DPR, Hillary pernah ditegur karena terungkap mengajukan surat resmi kepada KSAD Jenderal Dudung Abdurachman untuk meminta ajudan.
Hillary mengaku ajudan itu dibutuhkan karena ia tengah mengawal aspirasi masyarakat dari dapilnya, soal proses tambang emas di Kabupaten Sangihe. Di program itu pula, Hillary mengatakan secara terbuka sulit baginya untuk menjadi petugas partai. Hal itu lantaran ia lebih mengutamakan aspirasi masyarakat dari dapilnya.
Tapi karena kerap dianggap membangkang instruksi partai, Hillary kini belum diajukan NasDem sebagai bakal caleg di Pemilu 2024. Dari sana kemudian muncul isu, Hillary bakal hengkang dari NasDem ke partai lain.
Apa kata Hillary soal institusi DPR yang lekat dengan asosiasi praktik korupsi? Simak blak-blakan Hillary Lasut dalam program edukasi pemilu IDN Times berikut ini.