Jakarta, IDN Times - Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi salah satu partai yang disorot publik pada 2021, lantaran pada Agustus lalu partai yang dibentuk pada era reformasi itu memilih kembali bergabung dengan pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo.
Pada pemilu 2019, PAN hengkang dari koalisi pemerintah, lantaran hasil rakernas pada 2018 menunjukkan partai yang pernah dipimpin tokoh reformasi Amien Rais itu mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Selama dua tahun PAN menjadi oposisi. Mereka lalu kembali masuk ke kubu pemerintah.
PAN kemudian ikut gerbong parpol yang sepakat mengusulkan agar pemilu 2024 ditunda. Publik kemudian mengkritisi sikap sang ketua umum, Zulkifli Hasan, yang malah mendorong agar pemilu 2024 ditunda. Masyarakat menilai situasi perekonomian yang belum pulih akibat COVID-19 tak bisa dijadikan alasan pemilu 2024 ditunda.
PAN akhirnya balik arah dan memutuskan ikut mendorong agar pemilu tetap digelar pada Februari 2024. Mereka kemudian sepakat membentuk koalisi dengan dua partai koalisi pemerintah lainnya, yakni Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Maka, koalisi yang resmi dideklarasikan pada Juni 2022 lalu diberi nama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Dibentuknya KIB yang diumumkan dua tahun sebelum gong pemilu kembali menimbulkan spekulasi publik. Sebab, lazimnya parpol mulai bermanuver mencari mitra koalisi mendekati hari pemilu. Maka, muncul rumor koalisi ini dibentuk sebagai sekoci penyelamat bagi politikus tertentu, bila ia tak diberi tiket emas dari partai asalnya untuk maju sebagai capres pada pemilu 2024.
Sekjen PAN, Eddy Soeparno, tak membantah dengan tegas rumor tersebut. Ia hanya menyebut KIB bisa dijadikan sekoci bagi siapapun capres yang nantinya disepakati bersama oleh tiga parpol di KIB.
"Yang bisa saya pastikan bahwa insya Allah nanti KIB akan menjadi sekoci untuk capres dan cawapres yang belum kita putuskan. Siapapun, tapi pasti akan jadi sekoci," ungkap Eddy dalam wawancara khusus dengan IDN Times di ruang kerjanya di Fraksi PAN DPR, Senayan, Jakarta Pusat, awal Juli lalu.
Eddy bahkan secara blak-blakan menyebut dalam pemilu 2024, PAN tak terlalu berambisi harus mengusung capres dari internal. Fokus utama mereka hanya bisa menang dan kembali ke jajaran lima besar parpol peraih suara terbanyak di tingkat nasional.
Apa lagi cerita menarik yang disampaikan Sekjen PAN? Simak wawancara khusus IDN Times dengan Eddy Soeparno berikut ini: