Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengungkapkan temuan-temuan janggal ketika ia dan koleganya di DPR meninjau Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah pada 10-11 Februari 2022.
Pertama, ketika mereka tiba di Desa Wadas, sejumlah anggota DPR digiring untuk menemui warga yang mendukung aktivitas penambangan batu andesit. Kedua, jawaban yang disampaikan oleh warga yang mendukung aktivitas penambangan, seolah sudah diatur.
"Contohnya, begini. Belum (ditanya) apa-apa, mereka sudah tegas memproklamirkan kami ini NKRI, Pak. Kami kemudian nyeletuk, memang kalau (warga) yang menolak (proyek penambangan batu andesit) tidak (cinta) NKRI?" ujar Arsul mengisahkan di program Ngobrol Seru by IDN Times yang dikutip dari YouTube IDN Times pada Rabu, (16/2/2022).
Meski demikian, Arsul dan koleganya di Komisi III mengapresiasi sikap warga yang mendukung program pemerintah untuk membangun Bendungan Bener. Kejanggalan ketiga yang ia temukan di lapangan yakni warga yang setuju tanahnya dijual ke pemerintah ternyata tidak tahu nominal ganti rugi yang bakal diterima dari pemda.
"Kan lucu juga. Idealnya, kan kita sepakat dulu menyangkut hal-hal yang pokok, termasuk nominal ganti rugi atau ganti untung. Baru setelah itu dilakukan pengukuran, bukan sebaliknya," kata dia.
Ia juga mengisahkan bahwa warga yang kontra terhadap penambangan batu andesit ingin menemui anggota Komisi III. Akhirnya, dibantu dengan informasi dari media, anggota Komisi III bisa berdialog dengan warga yang menolak aktivitas penambangan.
Apa kata mereka kepada anggota Komisi III?