Infografis cacar monyet. Dok IDN Times.
Tjandra membeberkan secara umum ada sembilan langkah pencegahan cacar monyet. Pertama, kenali tanda dan gejala penyakit ini, yang pada dasarnya adalah kelainan di kulit seperti ruam, vesikel, keropeng, semacam bisul, pembesaran kelenjar getah bening, demam, sakit kepala, nyeri otot dan berbagai keluhan lainnya.
Kedua, kenali kontak penularanya yaitu kontak langsung dengan lesi yang ada di pasien dan mungkin juga bahan yang tercemar, serta hubungan seksual dengan pasien.
Ketiga, jangan melakukan kontak langsung, termasuk jangan melakukan hubungan seks dengan pasien dan mereka yang terduga sampai ada kepastian bahwa dia sakit Mpox atau tidak.
Keempat, selalu mencuci tangan secara berkala dengan sabun dan air mengalir, suatu kebiasaan kesehatan baik yang sudah kita mulai pada saat COVID-19 dan memang dapat mencegah penularan banyak penyakit.
Kelima, untuk seseorang yang menduga dirinya terkena Mpox (atau punya gejala-gejala yang sejalan dengan kemungkinan cacar monyet ini) maka segera memeriksakan diri. Sebelum ada kepastian diagnosis, maka perlu mengisolasi diri terhadap kontak dengan orang lain.
Keenam, jika terbukti terdiagnosis Mpox, maka jelas harus melakukan isolasi diri sampai kelainan kulitnya sepenuhnya hilang dan sudah tergantikan dengan kulit baru yang sembuh. Pasien juga harus mengikuti anjuran petugas kesehatan setempat. Laman WHO juga menyebutkan bahwa pasien Mpox perlu menggunakan kondom bila berhubungan sex, sejak dinyatakan sembuh sampai 12 minggu kemudian.
Ketujuh, selalu mendapatkan informasi benar dari sumber yang jelas, baik aparat kesehatan nasional dan internasional atau media massa resmi.
Kedelapan, pada kelompok risiko tinggi maka dapat dilakukan vaksinasi, dan ini yang baik dilakukan dan diperluas di Indonesia
Kesembilan, pada negara-negara yang masih ada penularan Mpox dari monyet (di Indonesia sejauh ini tidak ada laporan penularan dari monyet), maka masyarakat harus melindungi diri terhadap monyet liar, khususnya hewan yang sakit atau mati.