Multi Level Marketing atau MLM sering kali kita dengar dalam skema perdagangan, tidak ada yang salah dengan hal tersebut. Namun, apa jadinya kalau sistem pemasaran berjenjang itu dibalut ke dalam informasi lowongan pekerjaan. Tentunya akan meresahkan.
Berbekal rasa penasaran pada sebuah lowongan pekerjaan salah satu perusahaan swasta terdaftar di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, saya mencoba mencari tahu kebenaran informasi lowongan kerja.
Dalam informasi yang dibagikan melalui sejumlah aplikasi pencari kerja, pihak perusahaan menjabarkan tengah membuka sejumlah posisi menarik diantaranya mulai dari Staff Admin, Account Executif, Secretary, Management Trainee, dan Customer Service.
Tahap interview kemudian dilakukan saat pertama kali datang ke perusahaan yang bergerak di bidang investasi berjangka itu, belum cukup sampai di situ perusahaan kemudian mewajibkan pelamar mengikuti training selama tiga hari sebelum nantinya diputuskan lolos atau tidak pada posisi yang dilamar.
Proses training saya jalani bersama sekira tiga puluh pelamar kerja dari berbagai background pendidikan. Pada tahap akhir training atau hari ketiga, kejanggalan mulai nampak saat perusahaan menawarkan posisi lain yakni Business Consultant yang tugasnya mencari 20 orang pencari kerja lain sekaligus menghubungi sejumlah kerabat dekat yang mau berinvestasi di perusahaan tersebut. Mirisnya gaji bulanan yang ditawarkan tidak sesuai informasi yang beredar yakni hanya sebesar Rp 2 juta, itupun jika berhasil mendapat 20 orang, jika tidak maka pekerja harus siap pulang dengan tangan hampa.