Ilustrasi genangan air. (IDN Times/Hana Adi Putra)
Sementara, Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengungkapkan peningkatan curah hujan dalam sepekan ke depan tidak hanya dipicu keberadaan Bibit Siklon 92W dan Siklon Tropis Taliah.
Faktor lain yang turut berkontribusi, kata Andri, adalah meningkatnya aktivitas monsun serta adanya seruakan dingin, yang dapat memperkuat intensitas hujan di berbagai wilayah selama beberapa hari ke depan.
"Monsun dan seruakan dingin dari Asia turut berkontribusi pada peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia, khususnya di bagian barat dan tengah," ungkap Andri.
Kondisi ini, kata Andri, semakin diperkuat dengan aktivitas gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin, yang diprakirakan tetap aktif hingga pekan depan, khususnya di wilayah Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi.
“Kami meminta masyarakat, terutama yang berada di daerah rawan longsor, untuk lebih waspada. Saat hujan deras terjadi, perhatikan tanda-tanda awal longsor seperti munculnya retakan tanah atau rembesan air. Hindari aktivitas di area berlereng curam dan pastikan sistem drainase berfungsi dengan baik, guna mengurangi risiko genangan dan banjir,” kata Andri.
BMKG memastikan akan terus memantau perkembangan sistem cuaca ini, dan menyampaikan pembaruan informasi secara berkala. Masyarakat diimbau selalu mengakses informasi resmi BMKG melalui situs web www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi InfoBMKG.
"Kami mengajak semua pihak untuk tidak mengabaikan potensi dampak dari sistem cuaca yang berkembang saat ini. Tetap waspada, siaga, dan selalu pantau informasi resmi BMKG agar kita bisa bersama-sama mengurangi risiko bencana hidrometeorologi," tutup Andri.