Jakarta, IDN Times - "Ini wawancara khusus pertama yang saya lakukan dengan media sejak jadi sekretaris kabinet," ujar Pramono Anung Wibowo, saat menerima tim IDN Times di ruang kerjanya, di kompleks Sekretariat Negara, di samping Istana Presiden, Selasa, 25 Juni 2019.
Menurut Pram, "saat menjadi politisi, saya tahunya sedikit, ngomongnya banyak. Setelah jadi seskab, saya tahunya banyak, ngomongnya lebih sedikit.”
Politisi senior di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menjadi seskab, sejak 12 Agustus 2015. Ruang kerja seskab yang tidak terlalu luas itu dihiasi sejumlah lukisan.
Mas Pram, demikian dia biasa disapa, memang kolektor lukisan. Rumahnya di Kawasan Jakarta Selatan juga dipenuhi lukisan. Sebagian dibeli dari “teman-teman” seniman yang punya koleksi pribadi menarik dan bersejarah.
Di dunia politik Indonesia setelah Reformasi Mei 1998, Pramono dikenal sebagai politisi yang luwes. Pramono Anung Wibowo lahir di Kediri, Jawa Timur, 11 Juni 1963. Sebelum menjabat sebagai seskab di kabinet Presiden Joko “Jokowi” Widodo, dia menjabat Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI periode 2009-2014. Pram duduk di kursi wakil rakyat selama empat periode.
Karena pengalaman politik yang cukup panjang dan relasi yang luas, Pram dikenal sebagai "jembatan komunikasi" antar partai politik, termasuk antar kubu usai Pilpres 2014.
Pramono Anung lulusan Institut Teknologi Bandung. Dia melanjutkan ke magister manajemen di Universitas Gadjah Mada. Pada 11 Januari 2013, Pramono menyandang gelar doktor dalam ilmu komunikasi politik di Universitas Padjajaran.
Disertasinya berjudul “Komunikasi Politik dan Pemaknaan Anggota Legislatif terhadap Konstituen”, menjadi rujukan bagi mereka yang ingin tahu bagaimana mahalnya biaya politik, termasuk menjadi anggota parlemen.
Dalam buku berjudul, “Mahalnya Demokrasi, Memudarnya Ideologi”, yang notabene adalah disertasinya, Pramono membeberkan, untuk menjadi anggota DPR seorang politisi harus merogoh kocek sedikitnya Rp300 juta sampai Rp6 miliar. Itu angka lama saat Pram melakukan riset kepada koleganya di parlemen.
“Makin populer seorang calon legislatif, makin kecil biaya politiknya,” demikian kata Pram.
Pramono Anung menikah dengan Endang Nugrahani dan dikaruniai dua anak, Hanindhito Himawan Pramono dan Hanifa Fadhila Pramono. Lewat akun Twitter-nya, dia sering menggunakan tagar #ibuku untuk selfreminder kerinduan terhadap ibu tercinta.
Pramono selalu mendampingi Presiden Jokowi, baik kunjungan di dalam maupun keluar negeri. IDN Times mendapatkan waktu satu jam di sela-sela agendanya yang padat.
Pemimpin Redaksi Uni Lubis mewawancarai Pramono untuk program Suara Millennials by IDN Times, dan mewawancarai langsung Pramono.
Uni menanyakan berbagai hal mulai dari kenapa Pramono jarang mau diwawancarai oleh awak media, hingga tugas-tugas seorang sekretaris kabinet.
Sebagai orang yang dekat dengan Jokowi, tentu ia sudah memiliki pengalaman dan banyak cerita tentang kepribadian mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Pramono sempat mengatakan bahwa Jokowi juga pernah marah kepada menteri-menterinya saat rapat kabinet berlangsung.
Penasaran kan seperti apa wawancara kami dengan Pramono? Yuk simak!