Wejangan Jusuf Kalla ke Anies: Harus Original, Jangan Dibuat-buat!

Jakarta, IDN Times - Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK), mengungkapkan salah satu isu yang dibahas ketika menerima kunjungan Bakal Calon Presiden dari Partai NasDem, Anies Baswedan, di rumahnya, Sabtu (7/10/2023) pagi.
“Bicara kebangsaan, apa yang terjadi di bangsa ini. Kalau kita tidak hati-hati seperti semua ekonomi kita mengalami penurunan, bagaimana kita menghindari pengaruh-pengaruh dari luar terlalu besar kayak pengaruh China terlalu besar," kata JK, kepada awak media di kediamannya, di Jakarta Selatan.
“Walaupun kita kasih begitu saja contohnya, di mana-mana, tempat kita, sudah dikelilingi oleh situasi seperti itu. Itu perjuangan dan akan ditangani oleh presiden yang akan datang,” tutur JK lagi.
1. Capres tidak boleh dibuat-buat
Ketika ditanya soal wejangan ke Anies, JK hanya menyampaikan bahwa seorang capres harus bisa melihat wilayah mana yang potensial.
“Tentu berikanlah yang original, kalau cinta kepada umat bagaimana, bukan dibuat-buat. Kasih tahu rakyat bahwa saya begini. Tunjukkan bahwa kemampuan itu ada,” ucap JK lagi.
Namun, lanjutnya, seorang capres-cawapres juga harus menjunjung tinggi bagaimana demokrasi berjalan dengan baik, tidak dengan kekuasaan.
2. Anies punya track record kepemimpinan yang baik
Sementara itu, JK mengakui bahwa Anies memiliki track record kepemimpinan yang baik.
"Saya dukung yang terbaik yang bisa memperbaiki bangsa ini ke depan dan Anies salah satu yang punya track record, orangnya punya leadership, kecerdasan, punya pengalaman," kata dia.
"Semua dipenuhi oleh Anies. Rektor, gubernur, menteri, lengkap. Jadi butuh itu, suatu kepemimpinan yang baik. Kalau tidak ada pengalaman, gimana bisa memimpin bangsa ini? Ini kan bukan Singapura atau Malaysia," kata JK.
3. JK optimistis Anies menang Pemilu 2024
Sebelumnya, pada awal Agustus 2023, JK sempat mengaku optimistis bahwa Anies bisa memenangkan Pemilu 2024, meskipun elektabilitas Anies di sejumlah survei berada di posisi buncit.
Menurut JK, responden itu tidak menggambarkan keseluruhan aspirasi dari ratusan juta penduduk Indonesia. Ia membandingkan dengan situasi mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang juga memiliki elektabilitas rendah.
Namun, pada akhirnya ia terpilih dan mampu mengalahkan capres dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.
Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.