Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Foto hanya ilustrasi (IDN Times/Daruwaskita)
Foto hanya ilustrasi (IDN Times/Daruwaskita)

Jakarta, IDN Times - World Health Organization (WHO) dan United Nations Population Fund (UNFPA) mengapresiasi komitmen Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) dalam mengeliminasi kanker serviks. Pencapaian ini ditandai dengan pelaksanaan imunisasi human papillomavirus (HPV) nasional 2024 dan transisi ke metode DNA HPV untuk skrining.

Kedua badan PBB mendukung Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim dan berencana melanjutkan dukungannya melalui pelayanan kesehatan primer, pengampuan rumah sakit, dan inovasi berbasis bukti.

“Jadwal dosis tunggal ini akan mempercepat tujuan bersama kita untuk mengeliminasi kanker serviks,” kata Perwakilan WHO untuk Indonesia, Dr. N. Paranietharan dikutip Sabtu (16/11/2024).

1. Kanker serviks jadi kanker terbanyak keempat pada perempuan secara global

Ruang IGD RSUD dr Soedomo Trenggalek. IDN Times/ istimewa

Secara global, kanker serviks adalah kanker terbanyak keempat pada perempuan. Pada tahun 2022, diperkirakan 660 ribu perempuan terdiagnosis kanker serviks di seluruh dunia. Sekitar 350 ribu perempuan meninggal akibat penyakit ini. Hampir semua kanker serviks 99 persen dikaitkan dengan infeksi HPV.

Kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua pada perempuan Indonesia, dengan 36 ribu kasus baru dan 21 ribu kematian setiap tahunnya. Keputusan Indonesia pada tahun 2023 untuk memperluas akses vaksin HPV, sehingga mencakup anak-anak perempuan di kelas lima dan enam ini sesuai RAN Eliminasi Kanker Leher Rahim.

"Jadwal dosis tunggal ini akan meningkatkan efisiensi, menurunkan biaya, dan mempercepat anak-anak perempuan dan perempuan dewasa Indonesia mendapatkan perlindungan, sehingga memajukan tujuan bersama kita untuk mengeliminasi kanker serviks," kata dia.

2. WHO sendiri punya target strategi global untuk mengeliminasi kanker serviks

ilustrasi letak kanker (pexels.com/cottonbro studio)

Pada 17 November diperingati sebagai Cervical Cancer Elimination Day of Action atau Hari Aksi Eliminasi Kanker Serviks. WHO sendiri punya target strategi global untuk mengeliminasi kanker serviks sebagai masalah kesehatan masyarakat pada tahun 2030.

Target-target global tersebut menuntut 90 persen anak perempuan mendapat vaksin HPV pada usia 15 tahun. Kemudian 70 persen perempuan telah diskrining dengan tes performa tinggi pada usia 35 tahun dan lagi pada usia 45 tahun.

Kemudian 90 persen perempuan dengan kondisi pra-kanker menerima pengobatan serta 90 persen perempuan dengan penyebaran kanker (kanker invasif) menjalani perawatan.

3. Sekitar 70 persen kasus kanker serviks baru terdiagnosis stadium akhir

ilustrasi pita merah muda simbol kanker wanita (pixabay.com/marijana1)

Pada saat bersamaan, WHO dan UNFPA menyoroti upaya Indonesia meningkatkan kemerataan akses layanan skrining dan pengobatan kanker yang responsif terhadap kebutuhan-kebutuhan spesifik perempuan. Hal ini penting untuk memperkuat keberhasilan deteksi dini dan pengobatan kanker leher rahim dan harus terus diperluas.

Saat ini, sekitar 70 persen kasus kanker serviks di Indonesia baru terdiagnosis pada stadium akhir, di mana pengobatan menjadi kurang efektif.

Dengan mengalihfungsikan alat-alat RT-PCR dari respons COVID-19, serta dengan memperluas penggunaan mesin-mesin GeneXpert untuk tes HPV, Kemenkes bertindak untuk memastikan perempuan-perempuan Indonesia dapat mengakses diagnosis dan pengobatan dini yang efektif. WHO akan terus membantu adaptasi standar-standar dan protokol-protokol layanan nasional sesuai dengan panduan berbasis bukti terbaru.

Editorial Team