Gubernur Kaltim: Bisikan dari Presiden Mengenai Ibu Kota Negara

Penentuan ibukota sepenuhnya kewenangan presiden

Balikpapan, IDN Times - Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor enggan menaruh harapan lebih, jika Benua Etam dipilih Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo sebagai ibu kota baru menggantikan Jakarta. Sebab masih ada dua daerah lainnya, yakni Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan juga punya peluang yang sama.

Hal ini disampaikan Isran Noor saat menjadi pembicara dalam acara Dialog Nasional Pemindahan Ibu Kota Negara: Kalimantan untuk Indonesia, Menuju Ibu Kota Masa Depan: Smart, Green, Beautiful, dan Sustainable, Rabu (21/8), di Swiss-Belhotel Balikpapan

Isran mengaku percaya jika Kaltim bakal menjadi daerah yang strategis dan bisa memenuhi keinginan pemerintah. Keyakinan tersebut dia peroleh tatkala berdiskusi dengan Presiden Joko "Jokowi" Widodo di Istana Bogor, 6 Agustus lalu.

Lalu apa hasil dari dialog antara Isran dengan Jokowi?

1. Presiden menyampaikan Kaltim paling siap

Gubernur Kaltim: Bisikan dari Presiden Mengenai Ibu Kota NegaraIDN Times/Yuda Almerio

Gubernur Isran mengaku, saat bertemu dengan presiden kemudian berbincang perihal ibu kota negara, ia mendapat bisikan dari Jokowi. Isinya bertalian dengan potensi Benua Etam yang cukup besar peluangnya menjadi pusat pemerintahan baru Indonesia.
"Presiden bilang, Kaltim paling siap," beber mantan ketua DPD Partai Demokrat Kaltim itu.

Dalam dialog nasional ini, Isran tak mau berbagi peta lokasi calon ibu kota negara. Alasannya sederhana, jika itu sampai diketahui umum maka Tuan Takur atau para spekulan tanah akan merajalela. Demi, mencegah itu terjadi, gubernur berencana membuat aturan (Peraturan Gubernur) yang menata kawasan khusus nonkomersial, bila Kaltim sahih jadi ibu kota.

"Tuan Takur (spekulan tanah) silakan saja bermain kalau mau rugi atau mau berspekulasi. Ini bukan ancaman, tapi kalau mau coba-coba, ya, silakan,” imbuhnya.

Baca Juga: 7 Keunggulan Kalimantan Timur untuk Jadi Ibu Kota Baru

2. Keunggulan Kaltim dari pandangan Bappenas

Gubernur Kaltim: Bisikan dari Presiden Mengenai Ibu Kota Negara(Ilustrasi Bukit Soeharto di Kalimantan Timur) ANTARA FOTO

Dari pemaparan Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas, Rudy Soeprihadi Prawiradinata, diketahui jika Kaltim memang unggul dari berbagai lini, setidaknya ada tujuh nilai tambah yang membuat Benua Etam itu laik dipertimbangkan menjadi ibu kota negara. Misal dari sisi ketersediaan lahan, Bumi Mulawarman sanggup menyediakan lahan puluhan ribu bahkan, ratusan ribu hektare menjadi lokasi ibu kota baru. 

Kemudian ketersedian air melimpah yang diperoleh dari tiga daerah aliran sungai (DAS), yakni DAS Sanggal/Sepau, DAS Samboja dan DAS Dondang. Lalu dekat dengan Balikpapan dan Samarinda yang sudah punya bandara kelas internasional serta pelabuhan dengan infrastruktur yang mumpuni. 

Begitu juga dengan aspek bencana gempa atau petaka kebakaran hutan dan lahan, nyaris Kaltim jauh dari keduanya. Selain itu dari segi keamanan, Kaltim memiliki akses darat, laut, dan udara, serta minim potensi konflik sosial.

Baca Juga: 7 Keunggulan Kalimantan Timur untuk Jadi Ibu Kota Baru

3. Rugi bila Kaltim tak jadi ibu kota negara

Gubernur Kaltim: Bisikan dari Presiden Mengenai Ibu Kota NegaraIDN Times/Mela Hapsari

Belum lagi bicara potensi sumber daya alam (SDA) Benua Etam. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Produk Domestik Regional Bruto Kaltim pada triwulan pertama 2019 mencapai Rp 165,12 triliun.

Usaha pertambangan dan penggalian masih memegang peranan penting alias penyumbang terbesar dalam ekonomi Kaltim, yakni 46,25 persen atau mencapai Rp 76,36 triliun. Kemudian andil kedua terbesar adalah industri pengolahan dengan 18,33 persen atau sebesar Rp 28,7 triliun dan posisi tiga ialah jasa kontruksi dengan angka 8,77 persen atau senilai Rp 13,73 triliun.

"Sangat rugi jika tak menjadikan Kaltim sebagai ibu kota negara," sebut Gubernur Isran.

4. Biarlah presiden yang menentukan ibu kota negara yang baru

Gubernur Kaltim: Bisikan dari Presiden Mengenai Ibu Kota NegaraIDN Times/Mela Hapsari

Isran berpendapat, selama ini Kaltim telah banyak memberikan kontribusi untuk pembangunan dan negara. Baik dari sektor pertambangan batu bara maupun minyak dan gas (migas).

"Kaltim pasti siap, masyarakatnya juga demikian. Syarat menjadi ibu kota juga sudah mantap. Makanya kami ini sami'na wa atho'na (kami mendengar dan kami taat) saja," tegasnya.

Isran menambahkan, semua kelaikan dan nilai tambah mengenai Kaltim sudah dipaparkan. Mengenai keputusan, daerah mana yang berhak menjadi ibu kota baru, sepenuhnya milik pemimpin negara.

"Nanti kalau bicara banyak (keunggulan Kaltim) dianggap waluh (labu/berbohong). Biarlah itu menjadi tanggung jawab Pak Presiden," pungkasnya.

Baca Juga: Ini Alasan Ibu Kota Negara Dipindah ke Kalimantan

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya