Millennial Kaltim Ingin Pemindahan Ibu Kota Perhatikan Soal Lingkungan

Pemerintah diminta ambil langkah tegas

Samarinda, IDN Times – Sejarah baru tercatat, Senin (26/8) Presiden Joko Widodo mengumumkan resmi pemindahan ibu kota negara dari Jakarta menuju Kalimantan Timur.

Pilihannya jatuh pada dua kabupaten, sebagian di Kutai Kartanegara (Kukar) dan sebagian lagi Penajam Paser Utara (PPU).

Bagaimana respons masyarakat Kaltim terutama warga millennial Kaltim terkhusus Kukar dan PPU senang mendengar keputusan ini atau malahan sebaliknya?

1. Pendatang dan lokal bisa bekerjasama memajukan negara

Millennial Kaltim Ingin Pemindahan Ibu Kota Perhatikan Soal LingkunganSHOLZ Leadership Development

"Saya senang akhirnya keputusan presiden jatuh di Kaltim. Apalagi dinyatakan lokasinya di daerah Kukar dan PPU," ungkap Febri Kurnia, pelatih club Futsal Kota Raja—sebutan Kukar.

Dia mengatakan, banyak hal positif bisa dirasakan warga dari segi perekonomian, infrastruktur, pendidikan, bahkan secara kehidupan sosial akan dinikmati dalam proses perpindahan ini.

"Tanah kelahiran saya bakal lebih sering dipantau oleh pemerintah, karena beliau (presiden) pasti sering ke sini. Semua kebutuhan untuk bisa mencapai standar ibu kota yang baik dan maju juga memberi dampak positif buat warga sekitar," lanjut pria berusia 24 tahun tersebut.

Menurut dia, secara infrastruktur Kukar masih banyak kekurangan seperti jalanan rusak dan transportasi umum yang terbatas. Namun dengan adanya perpindahan ini, dia yakin kekurangan tersebut segera diatasi.

"Rencana pembangunan rel untuk kereta api yang dulu dibincangkan bakal bisa direalisasikan, jadi warga Kaltim bisa lancar mobilitasnya.  Jalanan rusak diperbaiki, pembangunan jalan tol juga diperbanyak," katanya.

Di balik itu, Febri berharap warga Kaltim bisa cepat menyesuaikan diri dengan para pendatang nantinya. Meskipun saat ini Kukar dan PPU sudah banyak ditempati oleh para pendatang, namun dia ingin nantinya warga asli dan pendatang bisa bersinergi dan bekerja sama untuk memajukan negara. 

Baca Juga: Ibu Kota Baru di Kaltim, DPRD Minta Perhatikan Urusan Pembebasan Lahan

2. Khawatir bakal merusak hutan saat membangun ibu kota

Millennial Kaltim Ingin Pemindahan Ibu Kota Perhatikan Soal LingkunganPixabay.com

Ledy Smithiana, warga asal PPU merasa bahagia dengan keputusan yang disampaikan orang nomor satu di Indonesia itu. Ledy merasa dengan pindahnya ibu kota ke Kaltim khususnya PPU, akan ada peningkatan infrastruktur terutama jalan.

"Di PPU masih banyak jalanan belum diaspal. Kalau ditelusuri, jalanan masih ada yang berlumpur dan berbatu. Nah dengan perpindahan ini, pasti semua akan diperhatikan dan diperbaiki," ungkap Ledy, mahasiswa Psikologi Universitas Mulawarman Samarinda ini.

Meskipun demikian, di balik rasa bahagia, terselip kekhawatiran akan punahnya hewan endemik PPU karena rusaknya ekosistem alam.

"Binatang-binatang hutan nanti tidak punya tempat tinggal lagi. Jadi perlu kasih solusi sebelum menyentuh hutan untuk pembangunan," timpal gadis 21 tahun tersebut.

3. Pemerintah harus ambil sikap tegas terkait persoalan lingkungan

Millennial Kaltim Ingin Pemindahan Ibu Kota Perhatikan Soal LingkunganANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra

Sementara itu, Boby Toding, staf Rumah Sakit Hermina Balikpapan yang juga warga PPU mengaku optimistis nantinya Kaltim bisa lebih maju tidak hanya pra sarana tetapi masyarakatnya juga dapat merasakan banyak manfaat yang membangun.

“Ya, PPU pasti akan maju, sebab sebagai kabupaten termuda kedua di Kaltim pembangunan belum banyak. Karena itu, dengan adanya pemindahan ibu kota ini, saya yakin PPU bisa berkembang,” tegasnya.

Senada dengan Ledy, pemuda 25 tahun tersebut masih waswas bila dalam tahapannya, banyak hutan yang dibabat habis, tapa memerhatikan dampaknya. “Saya takut hutan akan dihabiskan untuk pembangunan. Apalagi sampai hari ini belum ada langkah konkrit yang disampaikan soal tanggung jawab kerusakan alam nantinya," ungkap pria berusia 25 tahun ini. 

Dia berharap sumber daya manusia Kaltim dapat berkembang seiring dengan pembangunan ibu kota baru. Tak hanya itu, dengan pemindahan ini maka akan terjadi efek berganda multi sektor. “Semoga pemerataan pembangunan bisa lebih baik lagi,” tekannya.

4. Takut warga culture shock dan konflik antar masyarakat asli dan pendatang

Millennial Kaltim Ingin Pemindahan Ibu Kota Perhatikan Soal Lingkunganlivescience.com

Di Kaltim, Kukar menyimpan banyak sejarah. Peninggalan Kerajaan Kutai sebagai kerajaan pertama di Indonesia diletakkan di sana, terutama di daerah Kutai lama. Sebab itu, warga asli masih mendominasi, baik dari suku Kutai atau Dayak.

"Nah saya khawatir akan hal itu. Apalagi ini bersifat tiba-tiba, jadi saya takutkan warganya belum semuanya siap. Apalagi nanti pasti banyak pendatang dari ibu kota lama untuk bekerja di sini, kebiasaan dalam bekerja apakah sudah sama? Etos kerjanya saya rasa sangat berbeda, dengan perbedaan itu takutnya bisa menimbulkan konflik," jelas Carissa Samosir, warga Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kukar.

Namun dengan segala proses yang ada, dia harap langkah demi langkah untuk menjadi ibu kota yang direncanakan, masyarakat bisa siap dengan banyak perubahan yang ada. Selain itu, dia juga berharap nanti Kukar bisa mendapat tata kota yang baik. Pembangunan baik akan segera dibangun atau nantinya sekadar dilanjutkan, bisa membuat kabupaten ini semakin nyaman untuk ditempati. "

Mungkin akan ada perombakan atau pembangunan secara masif sesuai standar ibu kota, nah semoga tata kotanya baik dan bagus. Memperhatikan kondisi alam sekitar juga, itu saja," tegasnya.

5. Tawarkan pelepas jenuh dengan ragam pariwisata

Millennial Kaltim Ingin Pemindahan Ibu Kota Perhatikan Soal LingkunganDok.IDN Times/Istimewa

Meskipun jauh dari dua kabupaten yang dipilih jadi ibu kota, namun Hizkiadven Sanggam mengaku senang. Sebab, Kabupaten Berau juga bakal kebagian rezeki pemindahan ibu kota.

Boleh jadi iklim investasi akan meningkat, sehingga pertumbuhan ekonomi di Bumi Batiwakkal juga bergerak sama. Dan yang menjadi andalan dari Berau adalah sektor pariwisata,“ kata Hizkiadven Sanggam yang merupakan warga Kabupaten Berau.

Jika para pegawai pemerintahan dari ibu kota negara ingin bersantai, Berau bisa jadi destinasi paling top sebab di daerah ini semua pelepas jenuh dan stres bisa diperoleh. Jadi jangan sampai ketinggalan,” pungkasnya.

Baca Juga: Ibu Kota Baru Penghasil Migas, Ini Kondisi Kutai Kartanegara

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya