"Intinya kita punya satu momen untuk bertemu dengan Pak Jokowi. Kalau biasanya kami harus ke istana, panas-panasaan berjam-jam untuk bertemu padahal Pak Jokowi tidak mau bertemu. Kami maksimalkan kesempatan itu (Jokowi datang ke UI) untuk menyampaikan keresahan kami," kata Zaadit menceritakan awal mula akhirnya aksi dilakukan.
Kepada tim IDN Times, Zaadit bercerita bahwa ada dua aksi yang dilakukan di waktu yang bersamaan waktu itu. Aksi pertama berada di Stasiun Universitas Indonesia, dan yang kedua berada di dalam ruangan.
Aksi di depan Stasiun UI awalnya direncanakan dengan cara mahasiswa yang terlibat akan berdiri menbawa spanduk untuk menyuarakan aspirasi yang ada dan sudah ditampung. "Tapi belum berkibar spanduknya, sudah diamankan oleh petugas keamanan kampus," kata Zaadit bercerita.
Aksi kedua dilakukan sendiri oleh Zaadit ketika Jokowi selesai memberikan sambutan. Zaadit bercerita bahwa aksi ini sudah didiskusikan dan dipikirkan secara matang oleh BEM UI dan Himpunan mahasiswa jurusan lainnya.
"Beberapa hari direncanakan tapi berubah-berubah konsepnya," kata Zaadit. "Gimana caranya bisa masuk dengan pengawasan segitu ketatnya. Lalu ada satu orang nyeletuk. Apa ya barang kecil yang bisa menarik perhatian. Lalu dipilihlah peluit," lanjut Zaadit bercerita. "Tapi gak ada maknanya, gak ada pesannya. Lalu kepikiran, peluit, oh main bola, kartu kuning. Peringatan," kata Zaadit. Buku kuning yang digunakan merupakan buku paduan suara. "MABA UI di tiap tahun pertamanya pasti jadi paduan suara. Itu bukunya berisi lagu-lagu," kata Zaadit.
Ada tiga hal yang menjadi tuntutan BEM UI. Pertama mengenai gizi buruk yang tengah terjadi di Asmat. Kedua, penolakan diberlakukan kembalinya dwi fungsi Polri dan TNI. Dan yang ketiga, adalah penolakan draf mengenai aturan organisasi mahasiswa. BEM UI memiliki sebab tersendiri mengangkat issue tersebut.
"Tuntutan tersebut lahir dari diskusi bersama. Dua tuntutan pertama dipilih karena sedang hangat dibicarakan. Jadi merasa perlu diselesaikan. Yang satu lagi karena berkaitan dengan BEM UI. Jadi supaya tidak dijadikan," kata Zaadit.