proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Ir. Sukarno (commons.wikimedia.org/Perpustakaan Nasional Indonesia)
Adik dari Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra ini pun membeberkan alasan mengapa AS getol menjatuhkan Sukarno. Hal itu lantaran kuatnya figur Sukarno yang justru dianggap oleh AS sebagai ancaman.
Sukarno sendiri sangat dihormati dunia karena kebijakannya yang mampu mempengaruhi negara-negara lain. Di antaranya seperti lahirnya Konferensi Asia Afrika, gerakan Nonblok, Ganefo, hingga terbentuknya Poros Jakarta, Hanoi, Pyongyang, Phnom Penh. Poros itu dibentuk sebagai aliansi politik dan strategis selama era perang dingin untuk membentuk kekuatan anti-imperialis baru yang dikenal sebagai Nefos (New Emerging Forces).
"Sehingga itu amat mengganggu bagi AS di tengah suasana perang dingin, dan Amerika berusaha bagaimana caranya kita menjatuhkan Sukarno," jelas dia.
Terlebih, Sukarno dekat dengan Presiden AS Kennedy. Sementara banyak pihak penguasa di AS yang tidak suka dengan Kennedy.
"Kennedy telah berjanji untuk datang ke Jakarta, untuk berbicara dengan Bung Karno, dan sejauh yang saya baca, pada saat itu telah ada sumber yang terang bahwa pada saat Kennedy dan Bung Karno akan ada suatu deklarasi bersama, bahwa Bung Karno akan mengakhiri Ganyang Malaysia itu. Kalau Ganyang Malaysia itu diakhiri, berarti lawan-lawan politik Kennedy kalah," imbuh Yusron.