Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi gempa bumi (pexels.com/Wilson Malone)

Jakarta, IDN Times - Lebih dari 900 gempa bumi telah mengguncang Kepulauan Tokara yang terpencil di Jepang selatan dalam dua minggu terakhir, membuat penduduk setempat cemas dan lelah, meski tidak ada kerusakan besar yang dilaporkan.

Badan Meteorologi Jepang menyatakan aktivitas seismik ini sangat aktif sejak 21 Juni, dengan gempa signifikan berkekuatan magnitudo 5,5 tercatat pada Rabu (2/7/2025), dan mengakui tidak dapat memastikan kapan rentetan gempa ini akan berakhir.

1. Penduduk jadi waspada dan lelah karena dilanda ratusan gempa

Guncangan yang terjadi nyaris tanpa henti telah membuat penduduk Pulau Tokara tidak bisa tidur dan alami stres. Salah seorang warga menggambarkan suara gemuruh dari laut sebelum gempa terdengar mengerikan, terutama saat malam hari.

"Rasanya seperti terus-menerus berguncang. "Sangat menakutkan bahkan untuk tertidur," kata seorang warga kepada stasiun penyiaran regional MBC.

"Semua orang sudah kehabisan tenaga. Kami hanya ingin ini segera berakhir," kata perempuan berusia 54 tahun yang tinggal di tepi laut.

Pihak berwenang pun meminta kepada media agar bersikap bijaksana dan tidak membebani penduduk setempat dengan pertanyaan yang memberatkan.

Gempa di Pulau Tokara mencapai puncaknya pada 23 Juni dengan 183 gempa dalam sehari, kemudian jumlahnya menurun hingga puluhan kali. Fenomena itu disebabkan topografi unik di sekitar kepulauan Tokara, yang rentan terbentuk tekanan di bawah dasar laut dan dilepaskan sebagai gempa bumi.

2. Pemerintah setempat akan evakuasi penduduk di pulau Akaseki

Pemerintah Jepang menanggapi situasi di Kepulauan Tokara dengan mendirikan pusat manajemen krisis di kantor perdana menteri. Setelah gempa signifikan yang terjadi kemarin di pulau Akuseki, salah satu pulau di Kepulauan Tokara, pemerintah mengonfirmasi tidak ada korban jiwa maupun kerusakan properti.

Sementara itu, pemerintah setempat telah menyiapkan rencana evakuasi bagi penduduk setempat. Rencana ini menjadi penting mengingat kondisi Kepulauan Tokara yang terisolasi. Dengan populasi sekitar 700 jiwa yang tersebar di tujuh pulau, wilayah ini tidak memiliki rumah sakit, dan fasilitas medis terdekat di Kota Kagoshima berjarak enam jam perjalanan dengan kapal feri.

Dilansir dari The Japan Times, Kepala Desa Toshima, Genichiro Kubo, menyatakan penduduk yang ingin mengungsi dari pulau Akuseki akan difasilitasi dengan kapal menuju Kota Kagoshima untuk ditampung sementara di fasilitas penginapan. Ia memperkirakan proses evakuasi akan berlangsung selama satu minggu, dan kemungkinan penduduk lain juga akan dievakuasi.

3. Pemerintah Jepang bersiap hadapi skenario terburuk di Palung Nankai

Rentetan gempa di Kepulauan Tokara ini terjadi saat Jepang sedang bersiap menghadapi ancaman bencana yang jauh lebih besar dalam 30 tahun ke depan. Para ahli memperkirakan kemungkinan terjadinya gempa besar di Palung Nankai sebesar 75 persen atau 82 persen, dengan kekuatan 8 atau 9 skala Richter.

Dilansir The Guardian, tsunami akibat gempa besar di wilayah itu berisiko menewaskan 298 ribu orang dan menyebabkan kerugian sebesar 2 triliun dolar AS.

Pemerintah Jepang telah melakukan persiapan dalam menghadapi gempa besar ini pada awal minggu ini, seperti membangun tanggul dan gedung evakuasi, sebagai upaya meningkatkan kewaspadaan jika terjadi gempa besar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRama