10 Tahun Jadi Menlu, Retno Ucapkan Terima Kasih ke Dubes Asing

Intinya sih...
- Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyampaikan ucapan terima kasih kepada para duta besar asing dan mantan menlu atas kerja sama yang baik selama 10 tahun terakhir.
- Retno meresmikan Gedung Pancasila di Kementerian Luar Negeri RI yang baru saja selesai dipugar, sebagai tempat berbagai pertemuan diplomatik dan penandatanganan kesepakatan.
- Gedung Pancasila dipugar karena sudah dimakan usia dan demi alasan keamanan, tetapi tetap berdiri sebagai bangunan asli dengan wajah baru.
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada para duta besar asing di Jakarta, yang hadir dalam peresmian wajah baru Gedung Pancasila di Kementerian Luar Negeri RI.
Peresmian ini juga dihadiri oleh jajaran duta besar asing di Jakarta. Spesial, Utusan Khusus Presiden Palestina, Riyad al-Maliki juga hadir.
Hadir pula tiga mantan menlu pendahulu Retno, yaitu Alwi Shihab (1999-2001), Hassan Wirajuda (2001-2009), dan Marty Natalegawa (2009-2014).
“Terima kasih sebesar-besarnya kepada Anda sekalian, atas semua kerja sama yang baik selama 10 tahun terakhir. Indonesia akan memiliki pemerintahan baru pada 20 Oktober dan saya yakin bahwa Indonesia akan tetap menjadi mitra terpercaya untuk perdamaian dan kesejahteraan,” kata Retno, di Jakarta, Senin (19/8/2024).
“Ucapan terima kasih khusus saya sampaikan kepada semua pendahulu saya. Diplomasi Indonesia sampai pada titik ini karena mereka semua,” tutur Retno.
1. Resmikan wajah baru Gedung Pancasila
Retno Marsudi meresmikan Gedung Pancasila yang terletak di Kementerian Luar Negeri RI, yang baru saja selesai dipugar.
“Tepat di ruangan tempat kita duduk saat ini, Pancasila pertama kali diperkenalkan sebagai ideologi Indonesia. Di gedung ini, ratusan pertemuan dengan menteri luar negeri dan pejabat tinggi telah berlangsung. Berbagai pembicaraan dilakukan, begitu banyak kesepakatan telah ditandatangani,” kata Retno, di Jakarta, Senin (19/8/2024).
“Berbagai upaya tak terkira untuk menjaga perdamaian juga telah dibahas di atas meja. Gedung ini telah menjadi saksi bisu kisah dan perjalanan diplomatik bangsa kita,” lanjut dia.
2. Pemugaran Gedung Pancasila melibatkan tim ahli bangunan cagar budaya
Salah satu alasan mengapa Gedung Pancasila dipugar adalah karena bangunan ini sudah dimakan usia, serta demi alasan keamanan.
“Prosesnya sama sekali tidak mudah. Sebuah tim ahli bangunan cagar budaya dan banyak ahli konservasi terlibat dalam proyek tersebut. Ini adalah kerja keras yang penuh cinta, teliti, dedikasi dan perhatian,” tutur Retno.
Retno menegaskan, Gedung Pancasila masih berdiri sebagai bangunan yang asli, tetapi dengan wajah yang baru. Bangunan bersejarah ini berdiri tegak dan megah serta akan terus menjadi tonggak penting bagi perjalanan diplomasi Indonesia dan bagi semua proses pengambil keputusan dalam kebijakan luar negeri Indonesia,” ucapnya.
3. Indonesia jadi solusi masalah regional dan internasional
Retno pun sempat flash back terkait 10 tahun perjalanan diplomasi Indonesia ini, di mana ia menyebut bahwa Indonesia telah bekerja sangat keras untuk menjadi bagian dari solusi berbagai masalah regional dan internasional.
“Dari masalah Palestina hingga situasi di Afghanistan, dari konflik di Myanmar hingga perang di Ukraina, dari bencana alam hingga penanggulangan terorisme dan kejahatan terorganisasi transnasional. Kami mencoba menjadi jembatan penghubung dan menjadi mitra tepercaya,” tegas dia.