Penggali makam jenazah COVID-19 di Sao Paulo, Brazil. Sumber: EPA.
Setelah mengalami demam dan dinyatakan positif terekana COVID-19 pada 7 Juli lalu, Bolsonaro menjalankan isolasi selama 20 hari. Setelah tes menunjukkan hasil negatif, Bolsonaro segera beraktivitas seperti biasa. Kamis (30/07) lalu menjadi kemunculan perdana Bolsonaro di hadapan publik setelah dinyatakan sembuh. Pada kesempatan ini, ia mengunjungi para suporternya di timur laut Piaui.
Ia terlihat bersemangat menyambut suporter yang hadir, bahkan ia sempat melepaskan masker untuk menyapa mereka. "Saya sudah sembuh dari COVID-19. Saya memiliki antibodi jadi tidak masalah. Saya ingin berterimakasih kepada Tuhan, dan kepada dokter istana kepresidenan yang meresepkan hydroxychloroquine sebagai obat", ucapnya sembari mempromosikan obat malaria tersebut. "Setelah meminum obat tersebut, saya merasa lebih baik, entah itu adalah sebuah ketidaksengajaan atau bukan. Tapi, obat ini jelas bekerja", tambahnya, walaupun penggunaan obat malaria ini terbukti membahayakan penderita COVID-19 setelah dilakukan studi lebih lanjut.
Selain mempromosikan hydroxychloroquine, Bolsonaro juga menyampaikan kepada masyarakat Brazil untuk tidak usah takut terhadap pandemi dan menyuruh mereka untuk menghadapinya saja. "Saya berada di umur dengan resiko tinggi", sebut Bolsonaro, yang berusia 65 tahun. Mengutip dari South China Morning Post, Bolsonaro juga menceritakan dirinya yang tahu pasti akan terkena virus ini suatu hari, begitu juga dengan semua orang. "Jadi, apa yang anda takutkan? Hadapi saja", sarannya kepada masyarakat Brazil.