Bendera WHO berkibar di kantor pusatnya di Jenewa, Swiss. (un.org)
Melansir VOA News, WHO menerangkan bahwa kolera adalah infeksi enterik akut yang disebabkan konsumsi air atau makanan yang tekontaminasi bakteri Vibrio cholerae.
Orang yang terinfeksi kebanyakan tidak mengalami gejala atau gejalanya ringan. Namun, kasus parah dapat menyebabkan kematian, jika dalam beberapa jam tidak diobati karena pasien mengalami diare cair akut dan muntah yang menyebabkan dehidrasi parah.
Saat ini, WHO telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi wabah tersebut, dengan menyusun rencana tanggap kolera nasional, mengerahkan tim tanggap cepat nasional di daerah yang terdampak, dan mengumpulkan data.
Menurut organisasi itu, kolera mudah diobati melalui pemberian larutan rehidrasi oral yang cepat dan terapi rehidrasi yang berhasil.
Untuk mengatasi wabah, Malawi telah melakukan dua kampanye vaksinasi kolera oral, tapi adanya lonjakan wabah kolera secara global berarti pasokan vaksin sedang dalam tekanan.
PBB mengelola dua kampanye vaksinasi besar-besaran, tapi persediaan yang terbatas membuat PBB hanya dapat menawarkan satu dari dua dosis biasa. Gelombang kedua vaksin yang dikirim pada November berisi 3 juta vaksin dan semuanya telah digunakan. Malawi memiliki populasi hampir 20 juta.