14 Persen Terumbu Karang Dunia Musnah karena Perubahan Iklim

Jakarta, IDN Times - Lebih dari 300 ilmuwan dari Global Coral Reef Monitoring Network pada hari Selasa (5/10) merilis laporan yang menyebutkan, sebanyak 14 persen terumbu karang di dunia terbunuh karena dampak perubahan iklim hanya dalam waktu sepuluh tahun.
Wilayah terumbu karang yang paling parah terdampak adalah perairan Asia Selatan dan Pasifik, di sekitar Semenanjung Arab, dan di lepas pantai Australia.
Perubahan iklim karena pemanasan global, telah memicu semakin memanasnya suhu air laut sehingga membunuh terumbu karang. Selain itu, kematian karang tersebut diparah dengan kombinasi industri pesisir yang tidak ramah lingkungan.
1. Laut yang semakin memanas mengancam terumbu karang
Global Coral Reef Monitoring Network (GCRMN) adalah sebuah organisasi yang berdiri sejak tahun 1994 lalu. Ratusan ilmuwan tergabung dalam organisasi tersebut, bekerja sama dengan berbagai pihak lintas negara untuk memantau terumbu karang.
Dalam laporan terbaru yang terbit pada Selasa dan disusun oleh lebih dari 300 ilmuwan, menurut Al Jazeera, laporan itu mencakup data selama 40 tahun.
Ada sebanyak 73 negara yang dipantau dengan 12.000 situs terumbu karang. Total area yang hancur sekitar 11.700 kilometer persegi. Hal itu telah menimbulkan kekhawatiran dari para ilmuwan.
Dalam studi terbesar yang pernah dilakukan oleh GCRMN itu, disebutkan bahwa 14 persen terumbu karang dunia sejak tahun 2009 telah musnah. Para ilmuwan memperingatkan ekosistem bawah air akan mati jika lautan semakin memanas.
CEO Australian Institute of Marine Science, Paul Hardisty mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "perubahan iklim adalah ancaman terbesar bagi terumbu karang dunia."
Terumbu karang sendiri adalah bagian penting dalam ekosistem laut. Dilansir dari Ocean Bites, 25 persen spesies ikan hidup di sekitar terumbu karang. Selain itu, mereka juga mampu menyerap karbon dioksida sehingga penting untuk meredam emisi karbon yang diciptakan oleh industri manusia.