Dikutip dari Haaretz, barisan demonstran yang turun ke jalan pada Rabu, menuntut penyerahan kekuasaan kepada otoritas sipil. Mereka diorganisasi oleh "kelompok perlawanan."
Di salah satu jalan raya di ibu kota Khartoum, para peserta protes anti-kudeta membakar ban sambil meneriakkan slogan, "rakyat lebih kuat, mundur tindak mungkin!"
Selain di tiga kota utama, protes juga meluas di Port Sudan, Kassala, Dongola, Wad Madani, dan Geneina.
Di sisi lain, para migran Sudan yang berada di Israel takut dideportasi. Israel dan Sudan melakukan normalisasi hubungan tahun lalu dan membuat mereka khawatir akan kehilangan status migran, sehingga dipaksa untuk kembali ke negaranya yang saat ini mengalami kudeta.
Menurut Associated Press, salah satu migran Sudan yang berada di Isral bernama Monim Haroon mengatakan, "saya tidak menentang normalisasi. Tetapi normalisasi harus melalui pemerintah sipil Sudan, bukan kekuatan militer yang sekarang mengendalikan Sudan."
Saat ini ada sekitar 28 ribu migran dari Sudan dan Eritrea di Israel. Sebagian besar di antaranya mencari perlindungan di Israel pada 2005 karena konflik. Pada 2012, Israel mendeportasi sekitar 1.000 migran setelah Sudan meraih kemerdekaan.