Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
kehancuran di Jalur Gaza akibat serangan militer Israel
kehancuran di Jalur Gaza akibat serangan militer Israel (Jaber Jehad Badwan, CC BY-SA 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0>, via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • Lebih dari 53 ribu tenda terendam banjir atau hancur akibat badai

  • Lebih dari 90 bangunan hunian berisiko runtuh

  • Ribuan orang masih terkubur di bawah reruntuhan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Dalam Negeri di Gaza, pada Minggu (21/12/2025), melaporkan bahwa sedikitnya 46 bangunan rusak telah runtuh di wilayah tersebut sejak dimulainya gencatan senjata pada Oktober lalu. Insiden itu mengakibatkan sedikitnya 18 warga sipil Palestina tewas.

Pada Sabtu (20/12/2025), empat orang dilaporkan meninggal setelah sebuah bangunan yang rusak runtuh di lingkungan Sheikh Radwan, Kota Gaza. Kementerian mengatakan bahwa kondisi cuaca buruk meningkatkan risiko runtuhnya bangunan, sementara Israel terus menghalangi upaya rekonstruksi dan mencegah masuknya rumah-rumah portabel ke wilayah tersebut.

Oleh sebab itu, pihaknya menyerukan kepada komunitas internasional agar mengambil tindakan segera untuk memungkinkan masuknya bahan bangunan guna membangun kembali Gaza dan menyediakan perlindungan bagi ribuan warga sipil yang kehilangan tempat tinggal, dilansir dari Anadolu.

1. Lebih dari 53 ribu tenda terendam banjir atau hancur akibat badai

Dalam beberapa pekan terakhir, Gaza dilanda hujan lebat, angin kencang, dan suhu dingin ekstrem. Akibatnya, lebih dari 53 ribu tenda, yang selama ini menjadi tempat perlindungan sementara bagi warga Palestina yang mengungsi, terendam banjir atau hancur. Kondisi ini memaksa para pengungsi berlindung di bangunan-bangunan yang rusak, meskipun itu sangat berbahaya.

Sejak dimulainya gencatan senjata, Israel disebut terus mencegah bantuan kemanusiaan memasuki Jalur Gaza, termasuk tenda dan selimut. Padahal, badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), organisasi internasional, dan berbagai negara telah mendesak Israel agar mengakhiri blokade

Saat ini, tercatat ada sekitar 55 ribu keluarga yang mengalami kerusakan atau kehilangan harta benda dan tempat tinggal akibat badai.

2. Lebih dari 90 bangunan hunian berisiko runtuh

Dilansir dari Asharq Al-Awsat, juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal, mengatakan bahwa lebih dari 90 bangunan hunian berisiko runtuh karena mengalami kerusakan sebagian. Sementara itu, ribuan orang masih tinggal di bangunan-bangunan tersebut karena tidak memiliki tempat berlindung yang lain.

Basal mengungkapkan bahwa tim-tim khusus telah melakukan peninjauan dan inspeksi lapangan terhadap bangunan-bangunan tersebut, serta mengimbau para penghuni untuk mengungsi mengingat besarnya risiko.

Ia menambahkan bahwa Pertahanan Sipil menghadapi kekurangan peralatan untuk mengevakuasi warga jika terjadi runtuhan bangunan. Akibatnya, tim penyelamat terpaksa mengandalkan cara-cara sederhana untuk menolong orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan.

3. Ribuan orang masih terkubur di bawah reruntuhan

Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), lebih dari 60 persen rumah, 80 persen fasilitas komersial, dan 65 persen jalan di Gaza telah rusak atau hancur akibat serangan Israel selama dua tahun perang. Ribuan warga Palestina diyakini masih terkubur di bawah reruntuhan bangunan tersebut.

Sejak Oktober 2023, militer Israel telah membunuh lebih dari 70 ribu orang di Gaza, dengan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Perang tersebut juga meluluhlantakkan wilayah itu dan memaksa warganya bertahan hidup di tengah krisis kemanusiaan yang berkepanjangan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team