Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi deone.(unsplash.com/ Karl Greif)

Jakarta, IDN Times - Serangan pesawat tak berawak pemberontak Houthi Yaman menewaskan seorang perwira dan tentara Bahrain. Insiden terjadi pada Senin pagi (25/9/2023), ketika para pasukan keamanan sedang berpatroli di perbatasan selatan Arab Saudi.

Pernyataan militer yang disiarkan Kantor Berita Bahrain menyebut sejumlah tentara Bahrain juga terluka dalam serangan tersebut, namun tanpa menyebut berapa jumlah yang terluka.

“Serangan teroris ini dilakukan oleh Houthi, yang mengirimkan pesawat yang menargetkan posisi penjaga Bahrain di perbatasan selatan kerajaan Arab Saudi meskipun operasi militer antara pihak yang bertikai di Yaman dihentikan,” tulis pernyataan militer Selasa (26/9/2023). Pihaknya tidak mengidentifikasi lokasi serangan.

Kelompok Houthi tidak segera mengakui bahwa pihaknya melakukan serangan tersebut. Itu disebabkan karena upaya untuk mencapai kesepakatan damai antara Riyadh dan pemberontak terus berlanjut.

1. Serangan dikhawatirkan bisa menggagalkan upaya Saudi dan sekutunya untuk hentikan konflik

Bahrain adalah sekutu dekat Arab Saudi, Manamah telah berperang dengan pejuang Houthi yang merupakan sekutu Iran di Yaman selama beberapa tahun. Sejauh ini, serangan paling mematikan kelompok Houthi adalah serangan rudal pada September 2015 di Marib. Serangan itu menewaskan lima tentara Bahrain, 52 tentara Uni Emirat Arab dan 10 tentara Saudi.

Gencatan senjata sebagian besar telah berhasil meredam kekerasan. Nampaknya, koalisi pimpinan Saudi serta Houthi hampir mencapai kesepakatan damai dalam beberapa bulan terakhir. Belum diketahui, apakah serangan pada Senin akan menggagalkan upaya Arab Saudi dan sekutunya.

Dalam sebuah pernyataan, Riyadh mengatakan koalisi pimpinan Saudi berduka atas serangan yang mematikan di perbatasan selatan Saudi. Mereka juga mengklaim telah terjadi serangan yang menargetkan lokasi distribusi listrik dan kantor polisi di perbatasan selatannya yang melibatkan beberapa elemen Houthi.

“Sejalan dengan upaya positif yang dilakukan untuk mengakhiri krisis dan mencapai solusi politik yang komprehensif, kepemimpinan pasukan gabungan koalisi menegaskan penolakannya terhadap provokusi yang berulang-ulang dan berhak untuk merespons pada waktu dan tempat yang tepat," Ujar Jenderal Turki al-Maliki dalam sebuah pernyataan.

2. Diduga ada yang memprovokasi serangan

Editorial Team

Tonton lebih seru di