Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. (Twitter.com/International Leaks)
Sejauh ini, citra Israel di mata publik dalam menangani wabah virus corona mendapatkan penilaian yang baik karena kecepatan kampanye vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintahan Benjamin Netanyahu. Karena itu, kampanye vaksinasi tersebut adalah salah satu senjata utama PM Netanyahu.
Melansir dari laman Associated Press, Netanyahu mengandalkan kampanye vaksinasi yang sangat sukses untuk mendorongnya menuju kemenangan. Sekitar tiga perempat populasi orang dewasa di negara itu telah divaksinasi dalam waktu kurang dari tiga bulan, dan ekonomi telah dibuka kembali dalam beberapa pekan terakhir.
Tapi Israel telah mengalami penguncian nasional selama tiga kali. Dalam upaya mencegah penyebaran virus corona, penguncian nasional telah membuat banyak elemen bisnis menderita dan banyak pekerja diberhentikan dari pekerjaannya. Orang-orang terdampak itu ikut berbaris di jalanan, menggaungkan protes anti-Netanyahu.
Selain itu, para aktivis juga menuntut pengunduran diri Netanyahu yang dinilai sebagai diktator. Netanyahu telah menjabat sebagai PM Israel selama 12 tahun lamanya. Dia adalah perdana menteri pertama yang dituduh melakukan korupsi tapi dia membantah tuduhan tersebut.
Melansir dari laman Al Jazeera, seorang pengacara sepuh berusia 60 tahun dari Tel Aviv bernama Anat Gourelle yang ikut hadir dalam protes mengatakan "kami datang untuk memprotes seorang diktator. Sungguh memalukan apa yang terjadi di Israel. Tidak terbayangkan bahwa seseorang menggunakan kekuatannya untuk mencuri dari rakyatnya sendiri," katanya tetap menuduh Netanyahu melakukan korupsi.