Washington, IDN Times – Pers adalah salah satu pilar demokrasi. Pers memiliki posisi penting untuk memberikan peliputan tentang ketidak-adilan yang dilakukan oleh sebuah rezim yang menguasai negara. Namun, di tahun 2020 ini, ketika dunia dihantam oleh wabah virus corona, pekerjaan sebagai jurnalis juga tak kalah suramnya dihantam oleh kebijakan rezim semena-mena.
Wabah virus corona telah banyak dibicarakan menjadi salah satu sebab dicengkeramnya kebebasan berpendapat. Salah satu kebijakan dalam pengekangan virus corona, juga rupanya mengekang pergerakan protes masyarakat atas tindakan rezim kekuasaan. Hal itu bisa dilihat dari tidakan yang dilakukan oleh, misalnya, pemerintah Israel.
Israel mengeluarkan aturan yang melarang warganya untuk melakukan perjalanan lebih dari satu kilometer dari rumah dengan alasan menahan sebaran infeksi. Namun, massa anti-Netanyahu menjelaskan bahwa kebijakan itu hanyalah alasan karena sebenarnya rezim Netanyahu berusaha mengekang gelombang demonstrasi yang sedang menuntut dirinya untuk mundur.
Melansir dari laman Times of Israel, pada awal Oktober, ratusan orang turun ke jalan di ibukota Tel Aviv. Mereka melakukan protes atas batasan baru yang diberlakukan oleh pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu (1/10). Polisi Isreal saat itu menangkap setidaknya empat demonstran yang dituduh telah melakukan serangan kepada petugas.