Sementara, Tiongkok dilaporkan marah atas situasi yang terjadi di PBB dan akan mengeluarkan surat tanggapan. Selama tiga pekan, Wakil Gubernur Xinjiang menghadapi sejumlah pertanyaan dari Dewan HAM PBB di Jenewa mengenai kondisi di wilayahnya.
Ia mengaku fasilitas-fasilitas yang menjadi subjek keberatan adalah pusat pelatihan untuk mendidik warga agar terbebas dari "pengaruh ekstremis". Media milik pemerintah Tiongkok pun sempat merilis pernyataan redaksi, yang intinya menyebut tudingan dan laporan negara-negara Barat itu sebagai "berita palsu".
"Tidak peduli usaha Tiongkok untuk memberitahukan apa yang benar-benar terjadi di Xinjiang, beberapa media dan politisi Barat kekeh membuat dan menyebarkan berita bohong," tulis redaksi Global Times.
Media itu dioperasikan institusi Harian Rakyat yang didanai pemerintah Tiongkok. Beijing kerap menggunakan kedua outlet untuk menyebarluaskan pendapat atau posisi pemerintah terkait isu-isu tertentu.