27 Peraih Nobel Tuntut Pembebasan Tahanan Politik di Belarus

Jakarta, IDN Times - Sebanyak 27 pemenang Nobel telah menandatangani surat yang menyerukan pembebasan ratusan tahanan politik di Belarus, termasuk Ales Byalyatski, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2022.
Dalam surat terbuka tersebut, mereka mengatakan bahwa situasi yang terjadi di Belarus adalah bencana kemanusiaan, dan mendesak agar penindasan politik di negara itu segera diakhiri.
“Selama empat tahun terakhir, lebih dari 50 ribu orang menjadi sasaran penindasan politik di Belarus, ratusan ribu warga terpaksa meninggalkan negaranya, dan ribuan orang disiksa," demikian bunyi surat yang diterbitkan pada Rabu (20/3/2024).
Di antara mereka terdapat ratusan jurnalis, profesor, pendidik, dokter, musisi, pekerja, dan mahasiswa, tokoh masyarakat dan pembela hak asasi manusia, termasuk peraih Hadiah Nobel Perdamaian Ales (Byalyatski).
1. Beberapa tahanan tidak diizinkan berkomunikasi dengan keluarganya
Bialiatski ditangkap menyusul usai demonstrasi besar-besaran di Belarus untuk menentang hasil pemilihan presiden pada 2020. Dua tahun kemudian, ia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian saat berada dalam tahanan sambil menunggu persidangan. Pada 2023, ia dijatuhi hukuman 10 tahun penjara setelah divonis bersalah mendanai tindakan yang melanggar ketertiban umum dan penyelundupan.
Dilansir Associated Press, istrinya, Natalia Pinchuk, mengatakan bahwa Bialiatski telah berada di sel isolasi selama lebih dari enam bulan dalam kondisi yang memprihatinkan.
Sementara itu, pemimpin oposisi Belarus di pengasingan, Sviatlana Tsikhanouskaya, mengatakan bahwa dia belum mendengar kabar dari suaminya yang dipenjara, Syarhey Tsikhanouski, selama setahun. Nasib serupa juga terjadi pada aktivis oposisi Viktar Babaryka, Maria Kolesnikova, Maxim Znak dan Mikola Statkevich.