Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bendera Niger. (Pixabay.com/Chickenonline)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Niger mengumumkan 29 tentara tewas setelah diserang teroris di dekat perbatasan dengan Mali pada Senin (2/10/2023). Tabatol, wilayah serangan itu terjadi, menjadi titik panas karena militan yang berafiliasi dengan ISIS dan Al-Qaeda.

Masalah keamanan merupakan pendorong militer melakukan kudeta terhadap Presiden Mohamed Bazoum pada 26 Juli. Namun, saat ini Niger justru mengalami peningkatan serangan oleh pemberontak.

1. Serangan dilakukan oleh lebih dari 100 ekstremis

Ilustrasi teroris. (Pixabay.com/TheDigitalWay)

Dilansir Associated Press, Menteri Pertahanan Niger Letjen Salifou Mody mengatakan, lebih dari 100 ekstremis melakukan serangan itu dengan bahan peledak rakitan untuk menargetkan pasukan keamanan dalam operasi pembersihan.

“Serangan ini sayangnya menyebabkan hilangnya beberapa prajurit kami yang gagah berani. Penilaian sementara atas serangan ini adalah 29 tentara tewas. Di pihak musuh, beberapa lusin teroris dilumpuhkan, 15 sepeda motor dihancurkan, sejumlah besar senjata dan amunisi disita," kata Mody.

Setelah serangan itu, junta mengumumkan masa berkabung nasional selama tiga hari bagi mereka yang tewas.

Junta telah mengulangi klaim yang dibuat di masa lalu bahwa operasi destabilisasi dilakukan oleh kekuatan asing tertentu yang melibatkan pengkhianat Niger, tapi tidak pernah memberikan bukti.

2. Serangan ekstremis di Niger meningkat

Editorial Team

Tonton lebih seru di