Bendera China. (Pixabay.com/PPPSDavid)
Dilansir Associated Press, sidang dilakukan ketika Perdana Menteri Rishi Sunak menyampaikan pidato yang mengatakan Inggris sedang menghadapi masa depan yang semakin berbahaya karena ancaman dari negara otoriter, termasuk Rusia, China, Iran, dan Korea Utara. Ketegangan dengan China berkobar tahun lalu setelah seorang peneliti parlemen Inggris ditangkap karena dicurigai menjadi mata-mata Beijing.
Aturan keamanan nasional yang disahkan tahun lalu memberi polisi wewenang tambahan untuk mengatasi spionase asing. Undang-undang ini diperlukan untuk memerangi ancaman campur tangan asing yang selalu berkembang dan sebagai tanggapan terhadap ancaman aktivitas permusuhan dari negara-negara yang menargetkan demokrasi, ekonomi, dan nilai-nilai Inggris.
“Komitmen kami untuk membela hak dan kebebasan yang kami junjung tinggi adalah mutlak. Kami akan melakukan apa pun untuk melindungi keamanan nasional kami," kata Menteri Keamanan Inggris Tom Tugendhat.
Pihak berwenang China mengecam tuduhan tersebut, mengatakan tuduhan hanyalah yang serangkaian tuduhan baru tidak berdasar dan memfitnah dari pemerintah Inggris.
“Pihak China dengan tegas menolak dan mengutuk keras pemalsuan kasus yang dilakukan Inggris dan tuduhan tidak berdasarnya terhadap pemerintah (Hong Kong), dan telah menyampaikan pernyataan serius kepada pihak Inggris mengenai masalah ini,” kata kedutaan negara Asia itu di London.
Pemerintah Hong Kong menuntut Inggris memberikan penjelasan lengkap atas tuduhan dan melindungi hak manajer kantor perdagangan tersebut.