Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi penangkapan (pexels.com/)
ilustrasi penangkapan (pexels.com/)

Jakarta, IDN Times - Pihak berwenang Kuwait pada Kamis (13/5/2024) mengatakan bahwa mereka telah menangkap tiga orang yang diduga bertanggung jawab atas kebakaran apartemen yang menewaskan 50 pekerja asing di kota Mangaf.

Dilansir CNA, mereka yang ditahan terdiri dari seorang warga Kuwait dan dua warga asing. Jaksa penuntut umum mengatakan bahwa ketiganya diduga lalai dalam menerapkan prosedur keamanan dan peraturan kebakaran sehingga menyebabkan kematian.

1. Sebagian besar korban tewas berasal dari India

Kebakaran terjadi pada Rabu (12/6/2024) di sebuah gedung enam lantai yang menampung hampir 200 pekerja di daerah Mangaf. Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan api melalap bagian bawah bangunan sementara asap hitam tebal mengepul dari lantai atas.

Pasukan Pemadam Kebakaran Umum mengatakan, kebakaran bermula dari korsleting listrik di ruang penjaga di lantai dasar.

Jumlah korban tewas awalnya 49 orang, namun Menteri Luar Negeri Kuwait Abdullah Al-Yahya mengatakan bahwa satu orang telah meninggal pada Kamis malam.

Sedikitnya 40 warga India tewas dalam kebakaran itu. Pejabat Filipina mengatakan bahwa tiga warganya juga termasuk di antara korban tewas, sementara dua lainnya berada dalam kondisi kritis.

Dua pertiga penduduk Kuwait terdiri dari pekerja asing, yang sebagian besar berasal dari Asia Selatan dan Tenggara. Negara ini sangat bergantung pada pekerja migran, terutama di sektor konstruksi dan rumah tangga.

2. Banyak orang meninggal akibat menghirup asap

Seorang perwira polisi mengatakan bahwa ada banyak orang di dalam gedung tersebut pada saat terjadinya kebakaran. 

“Puluhan orang berhasil diselamatkan, namun sayangnya banyak korban jiwa akibat menghirup asap dari api,” katanya, seraya menambahkan bahwa peringatan mengenai kepadatan berlebih telah sering dikeluarkan di jenis hunian ini.

Wakil Perdana Menteri Kuwait, Sheikh Fahad Yusuf al-Sabah, pada Rabu berjanji untuk mengatasi masalah kepadatan buruh, dan mengancam akan menutup semua bangunan yang melanggar peraturan keselamatan.

“Sayangnya keserakahan pemilik propertilah yang menyebabkan hal ini. Mereka melanggar peraturan dan ini akibat dari pelanggarannya,” ujarnya Sheikh al-Sabah, yang juga menjabat sebagai menteri dalam negeri, kepada Reuters.

3. Keluarga korban terguncang dengan tragedi tersebut

Keluarga dan teman para korban mengaku sangat terkejut dengan tragedi itu.

“Seluruh desa berduka. Dia pria yang menyenangkan. Selalu ramah kepada semua orang di sekitarnya," kata Safedu, salah seorang kerabat Shameer Umarudheen yang turut menjadi korban tewas. Pria berusia 33 tahun itu berasal dari Kollam, di negara bagian Kerala, India selatan.

“Dia tidak berasal dari keluarga berada, jadi perginya dia ke Kuwait adalah kesempatan bagi keluarganya untuk berbuat lebih baik," tambah Safedu.

Reji Varghese mengatakan bahwa teman dekatnya, Lukose VO, tinggal di lantai enam gedung tersebut. Berita kematiannya dilaporkan oleh seorang pekerja yang berhasil menyelamatkan diri dari kebakaran itu.

"Saya masih belum bisa menerima hal itu. Kami tidak percaya dengan berita ketika mendengarnya. Saya berbicara dengannya minggu lalu. Berita ini mengejutkan," kata Varghese.

Perdana Menteri India Narendra Modi pada Rabu menjanjikan bantuan bagi mereka yang terdampak oleh tragedi tersebut. Masing-masing keluarga korban akan diberikan santunan sebesar 200 ribu rupee (sekitar Rp39 juta).

Sementara itu, Menteri Luar Negeri India Kirti Vardhan Singh telah terbang ke Kuwait untuk membantu para korban yang selamat, dan mengatur pemulangan jenazah dengan pesawat angkatan udara India.

“Beberapa jenazah telah hangus hingga tidak dapat dikenali lagi, sehingga tes DNA sedang dilakukan untuk mengidentifikasi para korban,” katanya kepada media India.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team